TIMIKAEXPRESS.id – Di tengah udara pagi yang sejuk di Sentra Pemerintahan Mimika, wajah-wajah penuh harap tampak hadir mengikuti apel gabungan.
Senin (29/9/2025), Bupati Mimika Johannes Rettob kembali menegaskan sebuah kesempatan langka yang ia sebut sebagai kuota emas—271 formasi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang sebagian besar diperuntukkan bagi anak-anak Amungme dan Kamoro.
Kesempatan ini bukan sekadar angka. Bagi banyak anak muda dari dua suku asli Mimika itu, CPNS adalah simbol masa depan: pekerjaan tetap, penghidupan layak, dan pengabdian di tanah sendiri.
Namun ada satu tantangan yang kerap jadi batu sandungan: sistem tes berbasis komputer atau Computer Assisted Test (CAT).
“Banyak yang gagal bukan karena tidak mampu, tapi karena belum terbiasa system digitalisasi komputerisasi,” kata Bupati Johannes.
“Itu sebabnya pemerintah memfasilitasi simulasi agar mereka siap.”
Hari ini, Rabu (1/10/2025), Pemkab Mimika bersama Badan Kepegawaian Negara (BKN) akan menggelar simulasi tes CAT.
Bagi sebagian orang mungkin ini hanya sekadar latihan.
Namun bagi para calon peserta dari pegunungan dan pesisir Mimika, simulasi ini bisa jadi jembatan antara mimpi dan kenyataan.
Kesempatan yang Tak Dimiliki Daerah Lain
Dari total 271 formasi, 80 persen jatah diberikan untuk Amungme dan Kamoro, sementara 20 persen lainnya diperuntukkan bagi anak-anak yang lahir dan besar di Timika.
Kebijakan ini tertuang dalam Peraturan Bupati, sebuah langkah afirmatif yang belum pernah ada di daerah lain di Indonesia.
“Ini bukan kesempatan biasa. Ini kuota emas,” tegas Bupati Johannes.
Kata-katanya menjadi penyemangat sekaligus pengingat bahwa kesempatan langka ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin.
Jadi Percaya Diri
Kehadiran BKN untuk memberikan simulasi juga memberi pesan bahwa pemerintah serius menyiapkan anak-anak asli Papua menghadapi tantangan seleksi modern.
Jika sebelumnya ada ketakutan ketika berhadapan dengan layar monitor dan waktu ujian yang terbatas, kini ada kesempatan berlatih hingga benar-benar siap.
Seorang pemuda Amungme yang enggan disebutkan namanya mengaku sudah mendaftar CPNS tahun ini.
Ia bercerita, sebelumnya gagal karena tidak paham tata cara menjawab soal di komputer.
“Kalau ada simulasi, saya lebih tenang. Paling tidak sudah tahu caranya,” ujarnya pelan.
Lebih dari sekadar rekrutmen aparatur sipil negara, seleksi CPNS tahun ini menjadi momentum penting bagi Mimika.
Ia membuka jalan bagi generasi muda asli daerah untuk menempati posisi strategis di pemerintahan, sekaligus memastikan kebijakan pembangunan di Mimika benar-benar diwarnai suara anak negeri.
Bupati Johannes berharap, melalui kuota emas ini akan lahir birokrat-birokrat muda yang profesional, berintegritas, dan berkomitmen membangun Mimika.
“PNS itu bukan untuk berpolitik, tapi untuk melayani masyarakat dengan adil,” tegasnya.
Simulasi CAT yang sebentar lagi dimulai hanyalah langkah awal.
Namun di balik layar komputer, ada harapan besar yang menyala, bahwa putra-putri Amungme dan Kamoro akhirnya punya kesempatan lebih besar untuk membuktikan diri di tanah mereka sendiri. (maurits sadipun)
Jumlah Pengunjung: 37