TIMIKAEXPRESS.id – Sejak Sabtu (16/8) lalu, kehidupan masyarakat Papua Tengah dan Papua Selatan seolah “tersendat”.
Bukan karena hujan deras atau jalan rusak, melainkan akibat terputusnya jaringan internet.
Aktivitas yang bergantung pada koneksi digital tiba-tiba lumpuh.
Di Timika, seorang pedagang pakaian online, Yuliana (29), mengaku rugi karena tak bisa melayani pesanan pelanggan.
“Biasa sehari ada belasan transaksi. Tapi sejak internet mati, tidak ada satu pun pesanan yang bisa saya proses,” keluhnya.
Gangguan jaringan internet terjadi akibat kerusakan Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) Sulawesi–Maluku–Papua Cable System (SMPCS) ruas Sorong–Merauke. Jaringan serat optik Telkom Group putus di dua titik, Km 129 dan Km 136 dari Nabire, setelah terkena longsor.
Sejak Kamis (21/8) dini hari, kondisi kian parah. Internet lumpuh total, membuat layanan publik, usaha kecil, hingga komunikasi pribadi masyarakat terganggu.
Pemerintah Bersuara
Bupati Mimika, Johannes Rettob, ikut merasakan keresahan warganya.
Ia menilai, masyarakat layak mendapat kompensasi.
“Harus ada kuota gratis bagi masyarakat setelah jaringan internet pulih. Harusnya ada kompensasi,” tegasnya.
Sementara itu, Gubernur Papua Tengah Meki Fritz Nawipa berharap Telkom Group segera menuntaskan perbaikan.
“Beberapa hari ke depan saya rasa akan clear proses perbaikan ini,” ujarnya saat kunjungan kerja di Mimika.
Lebih dari Sekadar Sinyal
Gangguan ini bukan sekadar membuat orang tak bisa membuka media sosial.
Di rumah sakit, beberapa sistem administrasi berbasis internet ikut terganggu.
Layanan perbankan juga melambat.
Bahkan, siswa yang terbiasa mengakses materi belajar secara daring tak bisa melanjutkan kegiatan mereka.
“Internet sekarang itu kebutuhan pokok. Sama pentingnya dengan listrik dan air bersih,” ujar Nurihfa, warga Timika yang sehari-hari menjalankan usaha katering dengan promosi lewat aplikasi pesan singkat.
Janji Perbaikan
PT Telkom Indonesia telah menyiapkan kapal khusus untuk memperbaiki jalur SKKL Sorong–Merauke. Perbaikan akan dilakukan dalam dua tahap di dua titik koordinat yang mengalami kerusakan.
Namun, masyarakat berharap bukan hanya perbaikan yang dilakukan, tetapi juga adanya apresiasi dan kompensasi atas kerugian yang ditanggung.
“Kalau listrik padam saja kadang ada keringanan, kenapa internet tidak?” celetuk seorang warga yang tampak pasrah menunggu sinyal kembali. *(maurits sadipun)*
Jumlah Pengunjung: 9

2 months ago
70
















































