12 hours ago
5
TIMIKAEXPRESS.id – Deputi Program YPMAK, Billy Korwa, menjelaskan bahwa penerimaan siswa baru tahun ini ditetapkan hanya 150 orang, seluruhnya untuk jenjang SD.
“Berdasarkan asesmen dari SATP selaku pengelola bersama PTFI dan YPMAK, penerimaan siswa kelas I tahun ini sebanyak 150 orang. Untuk SMP tidak ada penerimaan, karena jumlah lulusan SD sudah sesuai dengan kuota SMP kelas I,” jelasnya.
Billy menambahkan, kuota tersebut dibagi rata untuk anak Amungme dan Kamoro, masing-masing 75 orang. Syaratnya, calon siswa diprioritaskan dari kampung-kampung, bukan yang berdomisili di kota.
Namun, dalam proses rekrutmen, pihaknya mengalami kendala menjangkau wilayah pegunungan.
“Untuk Kamoro akses lebih mudah dengan perahu. Tapi untuk Amungme, tantangannya transportasi mahal, cuaca, dan kondisi keamanan. Akhirnya kami ambil juga anak-anak yang ada di kota, dengan catatan orang tuanya tidak mampu, bukan karyawan PTFI atau anak pejabat,” terangnya.
Billy juga menegaskan bahwa SATP hanya menerima siswa berusia minimal tujuh tahun.
“Sebelumnya ada orang tua yang membawa anak usia lima tahun untuk bersekolah, itu tidak sesuai aturan. Tahun ini kami lebih ketat mengikuti ketentuan dari SATP,” pungkasnya.
Penjelasan Billy ini menjawab aspirasi masyarakat Amungme dan Kamoro yang mendatangi Kantor Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK) di Jalan Ahmad Yani, Distrik Mimika Baru, Mimika-Papua Tengah, Kamis (4/9/2025) sekitar pukul 12.00 WIT.
Sekelompok masyarakat itu mempertanyakan kuota penerimaan pelajar di Sekolah Asrama Taruna Papua (SATP) Mimika.
Kedatangan warga mendapat pengawalan ketat dari aparat kepolisian yang dipimpin langsung Kabag Ops Polres Mimika AKP Hendri Alfredo Korwa, didampingi Kasat Shabara Iptu Frengky Tethool. (via)
Jumlah Pengunjung: 7
