TIMIKAEXPRESS.id – Ketua Yayasan Somatua, Maximus Tipagau, menegaskan bahwa Bandara Douw Aturure Nabire tidak sekadar pintu masuk dan keluar, melainkan etalase yang merepresentasikan identitas Papua Tengah.
“Bandara Douw Aturure adalah wajah provinsi kita. Wajah manusia Papua, wajah alam yang agung dari pegunungan hingga Teluk Cenderawasih. Karena itu, bandara harus memancarkan identitas kita,” ujar Maximus, Sabtu (16/8).
Maximus menggagas konsep pusat suvenir dan promosi budaya di area strategis bandara.
Produk-produk khas Papua Tengah akan ditampilkan, mulai dari baju dan jaket bergambar hiu paus, kopi pegunungan, noken buatan mama-mama Papua, hingga ikon wisata dunia, Puncak Cartenz Pyramid (4.884 mdpl), salah satu dari tujuh puncak tertinggi di dunia.
“Hiu paus akan jadi ikon internasional. Begitu juga Cartenz Pyramid. Siapa pun yang memakai produk ini berarti bangga menjadi bagian dari Papua Tengah,” tegasnya.
Ia menekankan, langkah tersebut bukan semata urusan bisnis, melainkan upaya mempromosikan jati diri Papua.
“Ini bukan mencari uang. Ini soal identitas kita yang harus diangkat dengan tangan kita sendiri,” ujarnya.
Melahirkan Pemandu Wisata Bertaraf Dunia
Melalui Yayasan Somatua, Maximus bekerja sama dengan Papua Mountain Association (PMA) untuk menyiapkan pemandu wisata profesional di Nabire. Para pemandu akan dibekali sertifikasi pendakian gunung maupun diving hiu paus.
“Anak-anak Papua harus bisa menjadi pemandu kelas dunia. Dengan begitu, wisata Papua Tengah tidak hanya dikenal karena alamnya, tetapi juga karena putra-putri Papua yang siap menyambut wisatawan,” jelasnya.
Dorong UMKM Lokal
Maximus juga melihat Bandara Douw Aturure sebagai pusat pertumbuhan ekonomi lokal. Ia mengajak UMKM Papua terlibat dalam pengembangan bandara, meski sebagian masih menghadapi keterbatasan dalam pengelolaan usaha.
“Kita akan bekerja sama. Kalau ada UMKM yang lemah pengelolaannya, kita bantu. Bandara harus jadi pusat kebangkitan ekonomi orang Papua,” tegasnya.
Bagi Maximus, inisiatif ini adalah seruan kebanggaan sekaligus ajakan untuk menunjukkan identitas Papua Tengah kepada dunia.
“Kita bangga menjadi orang Papua Tengah. Tapi jangan hanya bangga dalam hati. Kita promosikan keluar, kita tunjukkan ke dunia. Dan semua itu dimulai dari Bandara Nabire,” pungkasnya. (*/)
Jumlah Pengunjung: 9

2 months ago
78
















































