Menjaga Kedamaian Mimika di Tengah Gejolak Nasional
TIMIKAEXPRESS.id – Di tengah situasi politik yang semakin memanas di Indonesia, dengan demonstrasi yang melanda berbagai daerah dan aksi anarkis yang merusak fasilitas publik, Kabupaten Mimika memilih untuk tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga berperan aktif dalam menjaga kedamaian dan keamanan daerah.
Dalam kondisi ketegangan nasional yang semakin memanas, Pemerintah Kabupaten Mimika, di bawah kepemimpinan Bupati Johannes Rettob, berupaya keras untuk menghindari Mimika terperangkap dalam pusaran konflik.
Mimika, salah satu kabupaten di Papua, bukanlah tempat yang terisolasi dari pergerakan nasional.
Unjuk rasa yang berujung pada pembakaran fasilitas pemerintah telah terjadi di berbagai wilayah Indonesia, termasuk Papua, yang tentu saja dapat dengan cepat meluas dan merembet ke daerah-daerah lain.
Menyikapi hal ini, Bupati Johannes Rettob memimpin rapat koordinasi dengan berbagai elemen penting di Mimika, termasuk Forkopimda, tokoh agama, tokoh adat, tokoh perempuan, serta paguyuban.
“Keamanan dan kedamaian Mimika adalah tanggung jawab bersama,” ujar Bupati Johannes Rettob dalam kesempatan tersebut.
“Kami tidak ingin Mimika menjadi korban dari gejolak yang terjadi di pusat.”
Rapat Koordinasi: Langkah Proaktif Pemerintah Kabupaten Mimika Rapat yang digelar tersebut bukan sekadar seremonial, tetapi sebuah langkah nyata untuk memastikan seluruh komponen masyarakat di Mimika memiliki pemahaman yang sama tentang pentingnya menjaga ketertiban di tengah situasi yang tidak menentu.
Bupati meminta agar semua pihak menyikapi situasi nasional dengan bijaksana, dan menghindari tindakan yang bisa merusak tatanan sosial di Mimika.
“Ini adalah rumah kita bersama. Kita harus menjaga Mimika tetap aman dan damai, agar masyarakat bisa menjalani aktivitas sehari-hari tanpa rasa takut dan cemas,” kata Bupati.
Tentu saja, pesan ini bukan hanya ditujukan kepada pemerintah daerah dan aparat keamanan, tetapi juga kepada masyarakat.
Bupati ingin agar tokoh masyarakat, tokoh agama, dan bahkan tokoh perempuan ikut ambil bagian dalam memberikan pesan-pesan perdamaian dan mengajak warga untuk tetap tenang.
Dampak Gejolak Terhadap Masyarakat Lokal
Menurut Bupati Johannes Rettob, setiap gejolak yang terjadi di Mimika bisa merugikan masyarakat sendiri.
Fasilitas yang rusak, aktivitas yang terganggu, hingga potensi kerugian ekonomi bisa merusak tatanan sosial dan menghambat pembangunan daerah.
“Jika fasilitas publik dibakar atau dirusak, yang akan rugi adalah kita semua. Mimika harus tetap menjadi tempat yang aman bagi kita semua,” tambahnya.
Penting untuk dicatat bahwa Mimika memiliki kekayaan alam yang luar biasa, namun di sisi lain, ia juga merupakan daerah yang sangat bergantung pada kedamaian dan stabilitas untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan warganya.
Maka dari itu, menjaga keamanan dan stabilitas di tingkat lokal menjadi sangat vital, tidak hanya bagi pemerintah, tetapi juga bagi masyarakat itu sendiri.
Kerja Sama Semua Pihak untuk Mimika yang Damai Kerja sama antara pemerintah, aparat keamanan, dan masyarakat sangat diperlukan untuk menciptakan kedamaian yang berkelanjutan.
Tidak hanya melalui instruksi atau peraturan, tetapi juga dengan membangun komunikasi yang baik antar semua pihak yang terlibat.
Bupati Johannes Rettob mengungkapkan bahwa meski situasi politik di Jakarta dan daerah lain bisa memengaruhi situasi di Papua, namun dengan kesadaran kolektif dan semangat kebersamaan, Mimika dapat tetap menjadi tempat yang aman dan damai.
“Saya mengajak semua pihak di Mimika untuk menjaga keharmonisan. Kita tidak hanya menjaga Mimika untuk kita, tetapi juga untuk generasi yang akan datang,” ujar Bupati menutup rapat koordinasi. (via)
Jumlah Pengunjung: 13