DISKUSI – Ananias Jangkup (kedua dari kanan ) saat berdiskusi dengan Staf Monev Kesehatan YPMAK Frans Wabiser di Bandara Anggogin, Kampung Arwanop, Sabtu ((16/8/2025). (ANTARA/Evarianus )
TIMIKAEXPRESS.id – Di balik hijaunya hutan dan dinginnya udara pegunungan Mimika, ada kisah perjuangan masyarakat dua kampung kecil di Lembah Aroanop, Jagamin dan Baluni.
Untuk sekadar mendapatkan layanan kesehatan dasar, warga di sana harus berjalan kaki selama tiga hingga empat jam menembus medan terjal menuju Kampung Ainggogin—satu-satunya lokasi tempat Tim Kampung Sehat YPMAK bertugas.
“Kalau ada yang sakit, kami harus jalan kaki jauh sekali. Kadang pasien tidak kuat menahan rasa sakit,” kata Obet Janampa, Kepala Kampung Baluni, dengan nada lirih.
Bagi warga Jagamin dan Baluni, sakit bukan hanya urusan medis. Ia juga soal jarak, waktu, dan tenaga.
Jalur setapak yang harus mereka tempuh dipenuhi tanjakan curam, licin saat hujan, dan berbahaya bila malam tiba.
Itulah sebabnya, mereka berharap YPMAK menempatkan Tenaga Kesehatan (Nakes) secara permanen di kampung mereka.
Apresiasi dan Harapan
Selama beberapa bulan terakhir, YPMAK memang telah mengirimkan tiga petugas kesehatan—dua perawat dan seorang penggerak masyarakat—yang bergiliran melayani warga di lembah Aroanop.
Mereka bukan hanya membawa obat-obatan, tetapi juga semangat untuk bertahan.
“Kami sangat bersyukur ada Tim Kampung Sehat. Mereka melayani kami dengan tulus, bahkan ikut menjemput pasien ke Banti atau Tembagapura,” ujar Ananias Jangkup, tokoh masyarakat Jagamin.
Namun, bagi Ananias dan warga lain, keberadaan tenaga medis di kampung tetangga saja belum cukup.
“Jaraknya terlalu jauh. Kami ingin ada petugas tetap di Jagamin dan Baluni,” pintanya.
Di Balik Program Kampung Sehat
Program Kampung Sehat yang dijalankan YPMAK bekerja sama dengan Yayasan Ekologi Papua lahir dari komitmen membantu masyarakat Amungme dan Kamoro di wilayah terpencil.
Selain layanan medis, YPMAK juga menyediakan transportasi darurat untuk mengantar pasien ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap di Timika.
Riana Wadibar, Kepala Divisi Monitoring dan Evaluasi Program Kesehatan YPMAK, menyebut aspirasi warga Jagamin dan Baluni akan segera disampaikan kepada pimpinan yayasan.
“Kami memahami kondisi geografis yang menantang. Masukan masyarakat akan kami evaluasi,” katanya.
Jalan Panjang Menuju Sehat
Bagi masyarakat Jagamin dan Baluni, kesehatan adalah perjalanan panjang.
Harapan mereka sederhana: ada tenaga medis yang bisa langsung ditemui di kampung, tanpa harus menempuh perjalanan melelahkan.
Di tengah keterbatasan, mereka tetap optimistis. Setiap kedatangan tenaga kesehatan adalah kabar gembira, setiap pelayanan adalah harapan baru.
Dan di balik rimba Aroanop, warga percaya—dengan perhatian lebih—mereka tak lagi harus berjalan jauh untuk sekadar mendapatkan hak paling mendasar: hidup sehat. (*/)
Jumlah Pengunjung: 7

2 months ago
60
















































