John NR Gobai (FOTO:DOK/TIMEX)
TIMIKAEXPRESS.id – Wakil Ketua IV Dewan Perwakilan Rakyat Provinsi (DPRP) Papua Tengah, John NR Gobai, menyerukan penghentian konflik bersenjata di sejumlah kabupaten di wilayah Papua Tengah dan meminta seluruh pihak memaksimalkan pembangunan demi kesejahteraan masyarakat.
Dalam pandangannya yang dikirim ke Timika eXpress, Sabtu (11/10/2025), John menulis bahwa Papua Tengah sebagai provinsi baru membutuhkan stabilitas keamanan agar program pembangunan berjalan efektif dan negara benar-benar hadir bagi rakyatnya.
“Niat pembangunan bisa tidak maksimal bila konflik bersenjata terus terjadi dan menimbulkan korban jiwa serta pengungsian di beberapa kabupaten seperti Puncak Jaya, Puncak, Intan Jaya, dan Dogiyai,” tulisnya.
“Daerah harus aman, atau diciptakan aman dan nyaman dengan pola penanganan sesuai Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial.”
Akar Konflik dan Dampaknya
Menurut John, konflik bersenjata di wilayah Papua Tengah sudah berlangsung lama, bermula dari peristiwa penembakan dua pengojek di Intan Jaya pada 2019, yang kemudian berkembang hingga menimbulkan rangkaian kekerasan.
“Konflik ini bukan lagi soal panah dan parang, tetapi sudah menggunakan senjata api dan peluru tajam. Apakah saling tembak ini harus berlangsung sampai dunia kiamat? Tentu tidak. Kita semua ingin damai dan harmonis agar negara benar-benar hadir lewat pembangunan,” ujarnya.
Sebagai daerah otonom baru, kata John, Papua Tengah membutuhkan tindakan nyata untuk mempercepat pembangunan.
Namun, di beberapa kabupaten, konflik masih menelan korban dari kalangan TNI–Polri, kelompok bersenjata, dan masyarakat sipil.
John mengungkapkan, isu Blok Wabu di Intan Jaya turut memperkeruh situasi.
Ia menceritakan upayanya bersama DPRP Papua untuk menyampaikan aspirasi masyarakat ke pemerintah pusat.
“Tahun 2021 kami pernah meminta kepada Komisi I DPR RI agar Panglima TNI dan Kapolri menarik pasukan non-organik dari Intan Jaya, serta menggelar rapat dengar pendapat dengan pemerintah daerah. Namun hingga kini belum terlaksana,” jelasnya.
John juga menegaskan bahwa masyarakat Intan Jaya telah menyatakan menolak rencana penambangan Blok Wabu, dan sikap tersebut pernah disampaikan langsung kepada Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia, pada 2024.
Selain itu, John menyoroti keberadaan pasukan non-organik yang menurutnya kerap menimbulkan keresahan di masyarakat.
“Oknum pasukan non-organik sering bertindak keras terhadap warga sipil karena menganggap mereka bagian dari kelompok bersenjata. Hal inilah yang membuat masyarakat meminta agar pasukan non-organik ditarik dari Tanah Papua,” katanya.
Seruan Menghentikan Perdagangan Senjata dan Konflik
John menyoroti adanya indikasi peredaran senjata dan peluru di wilayah konflik.
“Kita tahu di Papua tidak ada pabrik senjata. Maka muncul pertanyaan, dari mana kelompok bersenjata mendapatkannya? Jangan ada pihak yang sengaja menciptakan konflik dengan memperjualbelikan senjata atau peluru untuk kepentingan jabatan atau politik,” tegasnya.
Ia mengingatkan bahwa masyarakat di kampung-kampung hanya ingin hidup damai. Karena itu, semua pihak harus menghentikan siklus kekerasan dan menempuh pendekatan dialogis.
“Kalau mau berperang, silakan di tempat yang tidak berpenduduk. Jangan di kampung masyarakat. Yang dibutuhkan sekarang adalah diplomasi dan lobi-lobi damai, bukan saling tembak,” tambahnya.
John menekankan bahwa pembangunan di Papua Tengah harus terus berjalan, terutama di wilayah yang masih berkonflik.
“Cara terbaik menunjukkan negara hadir adalah dengan melaksanakan pembangunan yang melibatkan masyarakat dan aparat pemerintah asli Papua. Ini bentuk nyata integrasi dan penghargaan terhadap rakyat,” ujarnya.
Ia menutup pandangannya dengan menyerukan agar dialog dijadikan jalan utama penyelesaian konflik, bukan kekerasan.
“Kalau konfliknya karena Blok Wabu, hormati keputusan pemilik tanah yang menolak tambang. Kalau karena OPM, tempuhlah dialog dan hentikan saling tembak. Pemerintah pusat perlu memikirkan kerangka penyelesaian damai melalui mekanisme dialog,” pungkasnya. (*/)
Jumlah Pengunjung: 31