TIMIKAEXPRESS.id – Pemerintah Kabupaten Mimika menegaskan komitmennya terhadap tertib administrasi kepegawaian, dengan menunjuk Yeni Gonani sebagai Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Timika melalui Surat Keputusan (SK) Bupati Mimika.
Penyerahan SK dilakukan langsung oleh Wakil Bupati Mimika, Emanuel Kemong, dalam acara resmi di aula SMA Negeri 1 Timika, Senin (13/10/2025), mewakili Bupati Mimika, Johannes Rettob.
Dalam sambutannya, Wabup Kemong menegaskan bahwa semua pengangkatan pejabat di lingkup pemerintahan, termasuk kepala sekolah, harus berdasarkan SK Bupati. Ia menyebut bahwa SK sebelumnya yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Pendidikan untuk mengangkat Fransina Mayabubun sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Kepala SMA 1 Timika, tidak berlaku lagi.
“SK dari Kepala Dinas otomatis gugur. Hari ini saya menyerahkan SK Bupati yang mengangkat Ibu Yeni Gonani sebagai Kepala SMA Negeri 1 Timika,” ujar Emanuel.
Turut hadir dalam acara tersebut, Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Mimika, Kepala Dinas Pendidikan Mimika, serta dewan guru SMA Negeri 1 Timika.
Wabup Kemong menyampaikan terima kasih atas pengabdian Fransina Mayabubun yang telah menjabat sebagai Plt Kepala Sekolah selama satu tahun tiga bulan.
Fransina dalam sambutannya menyampaikan bahwa ia telah mengajukan surat pengunduran diri sejak Agustus 2025. Namun, ia tetap diminta bertahan oleh dinas pendidikan hingga SK definitif keluar.
“Hari ini saya lega, karena SK Bupati sudah keluar. Saya kembali sebagai guru biasa. Terima kasih atas dukungan semua pihak,” ujar Fransina.
Yeni Gonani, yang sebelumnya menjabat Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas, menyampaikan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan. Ia mengajak semua dewan guru bekerja sama memajukan sekolah.
“Mari kita bergandeng tangan menjadikan SMA Negeri 1 Timika sebagai ikon pendidikan di Mimika, terutama untuk anak-anak asli daerah,” kata Yeni, yang telah mengabdi sebagai guru selama lebih dari 30 tahun.
Wabup Mimika secara tegas menginstruksikan agar SMA Negeri 1 Timika memberi ruang kepada siswa asli Papua, terutama suku Amungme dan Kamoro, untuk dapat mengenyam pendidikan di sekolah unggulan ini.
“Sekolah ini menjadi rebutan siswa. Jangan ada orang tua yang menyuap supaya anaknya diterima. Yang memenuhi syarat, silakan diterima. Tapi anak-anak daerah juga harus diprioritaskan,” tegasnya.
Kemong juga menekankan pentingnya penggunaan bahasa yang baik dan membangun di lingkungan sekolah.
“Kita harus jaga etika, moral, dan hindari isu rasisme. Kita berasal dari berbagai latar belakang, tapi kita tinggal dalam satu rumah: Mimika Rumah Kita Bersama,” pungkasnya. (*/)
Jumlah Pengunjung: 8