Samuel Yogi dan Mimpi Besar dari Tanah Kopi Mimika, Raih Penghargaan, Bukti UMKM Bangkit

2 days ago 10

PENGHARGAAN – Pelaksana Tugas Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Mimika, Samuel Yogi menunjukkan penghargaan dari Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Kopi Indonesia (FOTO: ISTIMEWA)

TIMIKAEXPRESS.id – Di sebuah ruangan di Jakarta pada Sabtu, 29 November 2025, sorot lampu kamera mengarah pada seorang pria dengan senyum yang tak bisa disembunyikan.

Samuel Yogi, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Mimika, berdiri menerima sebuah penghargaan dari Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Kopi Indonesia.

Namun di balik momen itu, pikirannya justru melayang jauh ke tanah Mimika, ke kebun-kebun kopi, ke tangan-tangan petani yang bekerja dalam sunyi demi menghidupi keluarganya.

Penghargaan itu bukan sekadar simbol prestasi. Bagi Samuel, itu adalah pengakuan atas kerja keras para pelaku UMKM di Mimika, para petani kecil, pengolah, hingga peracik kopi yang selama ini jarang mendapat sorotan.

Tanah Papua, yang kerap dikenal karena sumber dayanya yang melimpah, kini mulai memperdengarkan cerita lain: tentang kopi, tentang kompetensi, tentang kebangkitan ekonomi dari akar rumput.

“Di Timika, kami ingin mendorong UMKM tumbuh menuju Gerbang Emas,” ujar Samuel dengan nada penuh keyakinan.

Keyakinan itu telah ia buktikan lewat penyelenggaraan sertifikasi kompetensi kerja bagi para pelaku kopi pada 6–8 November 2025.

Bagi sebagian orang, sertifikasi mungkin terdengar teknis dan kaku.

Namun bagi petani kopi di Mimika, sertifikasi adalah pintu menuju pengetahuan baru, standar baru, dan peluang baru.

Lewat pelatihan budidaya, pascapanen, hingga penanganan kopi sesuai standar industri, para peserta belajar lebih dari sekadar menanam dan memanen.

Mereka belajar tentang nilai, tentang kualitas, tentang martabat profesi.

Sertifikat yang mereka terima bukan hanya selembar kertas, tetapi pengakuan negara atas keterampilan yang selama ini diwarisi secara turun-temurun.

Indonesia, sebagai produsen kopi terbesar keempat dunia dengan produksi ratusan ribu ton per tahun, sebagian besar ditopang oleh petani kecil di berbagai pelosok, termasuk di Papua.

Di tanah yang subur ini, kopi tumbuh berdampingan dengan harapan baru akan kehidupan yang lebih sejahtera.

Samuel menyadari, kebangkitan kopi tidak boleh berhenti di hulu. Karena itu, ia menggagas tema besar “Timika Membangun Kompetensi”, sebuah cita-cita agar seluruh rantai nilai kopi dari petani, prosesor, hingga barista ikut terangkat bersama.

“Kegiatan ini tidak hanya menyentuh petani di kebun, tetapi juga mereka yang mengolah, menyeduh, dan menyajikan kopi untuk dunia,” katanya.

Ia ingin, suatu hari nanti, orang-orang yang datang ke Timika tak hanya mengenal tambang dan gunung, tetapi juga secangkir kopi hangat yang diracik oleh tangan-tangan anak negeri sendiri—kopi dengan cerita, dengan identitas, dengan rasa bangga.

Di antara biji kopi yang disangrai dan digiling, ada kerja keras, doa, serta mimpi masyarakat Mimika yang pelan-pelan menemukan jalannya.

Dan Samuel Yogi, bersama para pelaku UMKM, memilih berjalan bersama aroma kopi itu membawa nama Timika ke peta perkopian Indonesia, bahkan dunia.

Pasalnya, dari tanah kecil yang sering dilupakan, sebuah harapan besar sedang tumbuh.

Harum, pekat, dan penuh makna, kopi Mimika. (*/)

Jumlah Pengunjung: 72

Read Entire Article
Sumut Bermartabat| Timika Hot | | |