Jejak Sunyi di Holuwon: Kisah Guru Melani Wamea yang Gugur di Tanah Pengabdian

2 days ago 11

TIMIKAEXPRESS.id – HOLUWON pagi itu masih diselimuti kabut. Di halaman sekolah sederhana yang dikelilingi perbukitan hijau, anak-anak tampak riang menyiapkan bibit pohon untuk ditanam. Di antara mereka, seorang guru bernama Melani Wamea tersenyum lembut, menuntun murid-muridnya menggali lubang kecil di tanah yang lembap.

Tak ada yang menyangka, Jumat (10/10) itu menjadi hari terakhirnya berdiri di antara anak-anak yang ia cintai.

Polres Yahukimo memastikan telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di Holuwon, distrik terpencil di pedalaman Papua Pegunungan, terkait kasus pembunuhan terhadap almarhumah guru Melani Wamea.

Kapolres Yahukimo AKBP Zeth Zalino menjelaskan, tim penyidik Reskrim diterbangkan menggunakan pesawat carter untuk menjangkau lokasi yang sulit ditempuh lewat jalur darat.

“Setelah melakukan olah TKP pada Senin (13/10), tim kembali ke Dekai keesokan harinya,” ujar Kapolres, Rabu (15/10).

Dari hasil penyelidikan sementara, polisi memastikan pelaku pembunuhan bukan bagian dari kelompok kriminal bersenjata (KKB), melainkan warga sipil yang kini masih dalam pengejaran.

Peristiwa tragis itu bermula saat Melani bersama rekan guru dan murid-muridnya hendak menanam pohon di halaman sekolah. Salah satu murid kemudian melihat dua orang tak dikenal membawa parang, dan segera memberi tahu guru lainnya.

Namun ketika saksi mendatangi lokasi, Melani sudah bersimbah darah, tergeletak di tanah yang baru saja ia ajarkan untuk digarap oleh murid-muridnya.

Upaya penyelamatan pun dilakukan. Beberapa guru dan pekerja bangunan mengevakuasi korban menggunakan dua pesawat milik MAF menuju Wamena. Namun di tengah perjalanan udara, nyawa Melani tak tertolong.

“Korban meninggal dalam perjalanan ke Wamena,” tutur AKBP Zeth.

Jenazah Melani Wamea kini telah dimakamkan di Kota Jayapura. Di Holuwon, murid-muridnya masih menatap deretan pohon muda yang baru mereka tanam—tanda kecil dari kasih seorang guru yang tak sempat melihat pohon-pohon itu tumbuh besar.

Sebuah kehilangan yang tak hanya menyisakan duka di sekolah terpencil itu, tetapi juga meninggalkan pesan kuat tentang pengabdian di ujung negeri, di mana para guru seperti Melani mengajarkan arti keberanian dan cinta dalam kesunyian. (*/maurits sadipun)

Jumlah Pengunjung: 5

Read Entire Article
Sumut Bermartabat| Timika Hot | | |