FOTO BERSAMA – Kepala Sekolah SATP, Sonianto Kuddi saat foto bersama dengan dua pelajar, peraih Golden Winner IPA dan Matematika Global House di SATP, Selasa (2/12) (FOTO: GREN/TIMEX)
TIMIKAEXPRESS.id – Di sudut Timika yang sejuk oleh hujan dan kabut pegunungan, ada sebuah asrama sederhana yang setiap sore dipenuhi suara langkah kecil dan lembaran-lembaran buku yang terbuka.
Di sanalah, di Sekolah Asrama Taruna Papua (SATP), mimpi pelan-pelan dirawat, bukan dengan sorak sorai, melainkan dengan kesabaran, disiplin, dan keyakinan bahwa anak-anak Papua mampu berdiri sejajar dengan siapa pun di negeri ini.
Rasman Aim, siswa kelas VII SMP Taruna Papua, barangkali hanya satu dari ratusan anak yang setiap hari berseragam rapi dan duduk di bangku belajar.
Namun pada 17 November 2025, namanya menggema di ajang Grand Final Global House: Olimpiade Nasional English, Science & Math 2025.
Ia dinobatkan sebagai Golden Winner Nasional untuk mata pelajaran Matematika.
Di ajang yang sama, Irson Yolemal, siswa kelas IV SD Taruna Papua, menorehkan prestasi serupa.
Ia meraih Golden Winner Nasional untuk mata pelajaran IPA.
Dua anak dari Mimika, tanah Papua, berdiri di puncak podium nasional, mengalahkan ratusan peserta dari berbagai daerah di Indonesia.
Prestasi itu tidak datang begitu saja. Di baliknya, ada rutinitas yang mungkin tampak sederhana: pendampingan sore, tiga kali seminggu untuk IPA, lima kali seminggu untuk Matematika.
Ada buku-buku ringkasan materi yang dibaca dalam sunyi kamar asrama.
Ada soal-soal yang dikerjakan berulang-ulang hingga tangan lelah dan mata mengantuk.
“Peserta didik mengikuti pendampingan sore bersama pembimbing untuk membahas materi dan latihan soal,” tutur Meike Paranna, guru pendamping IPA.
Kalimat itu barangkali terdengar biasa, tetapi di dalamnya tersimpan cerita tentang ketekunan yang panjang.
Elvira Purba, guru pendamping Matematika, menyebut Rasman sebagai anak yang tekun, tak cepat puas, dan selalu ingin mencoba lagi.
“Semoga Rasman terus belajar, tidak berbangga diri, dan menjadi inspirasi,” ujarnya pelan.
Ketua Pusat Prestasi SATP, Elpianus Paat, melihat kemenangan ini sebagai buah dari kerja kolektif antara siswa, guru, yayasan, dan semua pihak yang selama ini menopang pendidikan anak-anak Papua.
Dukungan YPMAK sebagai pengelola dana kemitraan PT Freeport Indonesia, maupun PT Freeport Indonesia menjadi fondasi yang memungkinkan mimpi-mimpi itu mendapatkan jalan.
Sementara itu, Kepala Sekolah SATP Timika, Sonianto Kuddi, tak bisa menutupi rasa bangganya.
Baginya, Rasman dan Irson bukan hanya juara lomba.
Mereka adalah simbol harapan, bahwa anak-anak asli Papua mampu, bahwa keterbatasan bukanlah batas akhir, dan bahwa pendidikan adalah jembatan menuju masa depan yang lebih terang.
“Ini bukan hanya bukti kecerdasan, tapi kerja keras, kedisiplinan, dan dukungan banyak pihak. Semoga menjadi motivasi bagi seluruh murid, khususnya anak-anak Papua, untuk terus berprestasi,” katanya.
Mungkin Rasman akan terus membuka buku Matematika lagi, juga Irson tengah membaca pelajaran IPA.
Di luar sana, dunia mengenal mereka sebagai golden winner.
Namun di dalam hati mereka, mereka tetap anak-anak Timika yang bermimpi sederhana: belajar, berproses, dan suatu hari nanti, membanggakan tanah kelahiran mereka. (via)
Jumlah Pengunjung: 49

2 days ago
9

















































