ZIARAH – Umat Katolik dari Komunitas Basis Gereja (KBG) Gabriel Malaikat Agung, Paroki St. Stefanus Sempan ziarah ke Gua Maria Bunda Segala Bangsa di Kuala Kencana, Mimika – Papua Tengah pada Minggu (26/10) (FOTO: ISTIMEWA/TIMEX)
TIMIKAEXPRESS.id – Tahun 2025 adalah tahun Yubelium, tahun suci yang dirayakan Gereja Katolik setiap 25 tahun.
Sebuah masa istimewa yang membuka gerbang rahmat, mengundang umat, bahkan keluarga dan komunitas untuk melangkah dalam pertobatan dan ziarah sebagai wujud nyata pencarian puncak iman sejati.
Dalam semangat Yubelium, terlebih di ‘Bulan Rosario’ selama Oktober 2025, umat dari Komunitas Basis Gereja (KBG) Gabriel Malaikat Agung, menanggapi panggilan suci ini dengan berziarah ke Gua Maria Bunda Segala Bangsa di Kuala Kencana, Mimika – Papua Tengah pada Minggu (26/10).
Di bawah naungan keheningan dan sejuknya alam permai, tempat ini menjadi oase batin untuk memperbarui relasi dengan Sang Ilahi.
Selain ke gua Maria Bunda Segala Bangsa, ziarah iman dari umat Katolik se-Keuskupan Timika dalam Tahun Yubelium, Bulan Rosario, dan Bulan Maria pada Mei lalu, juga mendatangi gua Maria yang ada di lingkungan gereja, maupun taman doa dengan pigura gua Maria.
Seperti Gua Maria Penolong Abadi Paieve di Mile 21, Gua Maria SP7 Mulia Kencana, Gua Maria Bunda Penolong Abadi di Lapas Kelas II B Timika, termasuk di beberapa lokasi lainnya di Timika.
Umat Katolik yang datang tidak hanya atas nama KBG, melainkan guyub-rukun, keluarga maupun komunitas dan kelompok kategorial dari Paroki-paroki di Timika.
Ribuan umat Katolik dalam ziarah iman tentunya membawa intensi, baik pribadi, keluarga, maupun komunitas agar mendapat rahmat dari Sang Bunda.
Selama ziarah pengharapan di Tahun Yubelium, ribuan umat mendaraskan doa Rosario sebagai penghormatan ilahi kepada Bunda Maria.
Terlebih selama Bulan Oktober, umat Katolik yang ada di masing-masing KBG secara bergiliran mengunjungi rumah umat Kombas (Komunitas Basis) untuk mengikuti doa Rosario.
Kepada Timika eXpress, umat KBG Malaikat Agung dari Paroki St. Stefanus Sempan, mengatakan ziarah ini bukan sekadar perjalanan jasmani.
Ini adalah tarian jiwa menuju kesucian, sebuah simfoni pertobatan yang membuka ruang bagi pembaruan diri.
Perjalanan panjang dan lumayan jauh tentu menyadarkan kami bahwa iman butuh pengorbanan, dan kasih ilahi senantiasa menunggu di puncak perjuangan.
Di tahun Yubelium ini, kami bersyukur telah mendapat kesempatan untuk ziarah, berdoa, dan bertumbuh dalam kasih-Nya. (*/)
Jumlah Pengunjung: 18

4 hours ago
2
















































