FOTO BERSAMA – Kepala Suku Besar Kamoro, Timotius Samin, bersama Ketua Badan Musyawarah Lembaga Adat Kamoro/Mimika Wee, Philipus Monaweyau, SE., MM, dan Ketua Panitia Musdat, Plasidus Natipia, foto bersama masyarakat Kamoro selepas konferensi pers, Senin (1/12/2025)
TIMIKAEXPRESS.id – Masyarakat adat Kamoro/Mimika Wee menyatakan kesiapan membentuk Lembaga Masyarakat Hukum Adat (LMHA) sebagai upaya memperjuangkan, melindungi, dan mempertahankan hak-hak ulayat mereka di wilayah Kabupaten Mimika.
“Di atas tumpah darah yang diwariskan oleh para leluhur, di tanah inilah kami hidup. Supaya LMHA Kamoro/Mimika Wee bisa berdiri dengan baik demi kepentingan masyarakat, menghindari permasalahan negatif dan perpecahan, Nimao Witimi,” kata Kepala Suku Besar Kamoro, Timotius Samin saat menggelar jumpa pers di Sekretariat Musdat LMHA, Senin petang.
Konferensi pers dihadiri Ketua Badan Musyawarah Lembaga Adat Kamoro/Mimika Wee, Philipus Monaweyau, SE., MM, dan Ketua Panitia Musdat, Plasidus Natipia.
Phillipus, SE., MM, pada kesempatan itu mengatakan dirinya diminta oleh pemerintah untuk mempersiapkan dan melaksanakan Musyawarah Adat (Musdat) guna menyatukan masyarakat Kamoro/Mimika Wee demi kesejahteraan bersama.
Ia menjelaskan, sejak 13 Maret 2025, setelah menerima pengarahan dari Majelis Rakyat Papua (MRP) dan Bakesbangpol, pihaknya diarahkan untuk segera membentuk tim, melaksanakan pra-Musdat, serta menyiapkan langkah-langkah pembentukan LMHA.
“Sejak saat itu proses sudah berjalan, meski sempat ada sedikit kendala karena ketidaksepahaman dari beberapa pihak. Namun sekarang, Bupati Mimika Johannes Rettob telah mempersatukan kita. Hal-hal yang sebelumnya kurang saya pahami juga sudah dijelaskan, sehingga kita semua berjalan dalam satu pemahaman,” ujar Philipus.
Ia menambahkan, Bupati Mimika telah menyiapkan dukungan dana untuk pelaksanaan Musdat LMHA Kamoro/Mimika Wee yang dijadwalkan berlangsung selama dua hari, yakni Rabu (3/12/2025) dan Kamis (4/12/2025) di Graha Eme Neme Yauware, Timika.
Dalam mendukung kelancaran kegiatan, Philipus menyiapkan kediamannya sebagai sekretariat panitia.
“Tempat ini kami siapkan sebagai sekretariat. Saudara-saudara bisa lihat sendiri bagaimana kami bekerja siang dan malam, demi kesuksesan Musdat, demi masyarakat, dan demi tanah ini. Kami ingin LMHA segera terbentuk dan bekerja memberantas pencaplokan serta pengambilan hak-hak masyarakat Kamoro di tanah Mimika,” tegasnya.
Philipus menilai, luasnya wilayah Mimika, baik di bagian barat maupun timur, membuat pemerintah tidak dapat menjangkau seluruh wilayah secara maksimal.
Oleh karena itu, kehadiran LMHA diharapkan bisa membantu pemerintah dalam pembangunan, khususnya di bidang pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.
“Kami juga bisa membangun, bukan hanya orang lain. Kami tidak melarang siapa pun, tetapi mari kita bekerja sama. Saya mengajak saudara-saudara dari luar Papua, khususnya yang tinggal di Mimika, untuk membantu kami. Kemampuan kami terbatas, tapi kami ingin membangun negeri ini agar sejajar dengan daerah lain,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Musdat LMHA Kamoro/Mimika Wee, Plasidus Natipia, mengatakan bahwa seluruh persiapan telah dilakukan, dan tinggal menunggu pelaksanaan Musdat pada 3–4 Desember 2025.
Ia juga menyebutkan bahwa bantuan dana dari pemerintah daerah telah dicairkan untuk mendukung pelaksanaan Musdat tersebut.
“Kami mengajak seluruh masyarakat Suku Kamoro, dari Wacakam sampai Waripi, untuk datang, bergabung, dan mendukung pelaksanaan Musdat ini. Kami juga menyampaikan terima kasih kepada pemerintah daerah atas bantuan dana yang telah diberikan,” kata Plasidus.
Selain itu, Plasidus mengimbau para tokoh yang ingin mencalonkan diri sebagai pemimpin LMHA agar segera mengambil formulir pendaftaran.
“Pesan kami, jangan lupa mengambil formulir pencalonan sebagai pemimpin masyarakat Kamoro/Mimika Wee dari timur sampai barat. Lembaga ini adalah lembaga hukum adat, bukan sekadar lembaga masyarakat biasa. Jadi yang mencalonkan diri harus benar-benar siap dan mampu memimpin,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan masyarakat agar memilih pemimpin yang memahami kondisi masyarakat bawah dan mau turun langsung ke lapangan, bukan sosok yang hanya tampil di permukaan.
“Lihat calon pemimpin dengan dua mata, bukan satu mata. Kalau kita salah pilih, lima tahun ke depan kita akan mengalami hal yang sama lagi,” tambahnya.
Plasidus meminta dukungan dari seluruh masyarakat Nusantara yang tinggal di Mimika agar membantu mendorong pengakuan dan penguatan LMHA Kamoro/Mimika Wee.
“Kami tidak pernah mengusir siapa pun. Tapi kami mohon dukungan supaya lembaga ini bisa diangkat dan diakui. Selama ini, orang Kamoro sering tidak dilibatkan. Karena itu, kami berharap dukungan penuh untuk kelancaran Musdat,” ujarnya.
Ia menutup dengan pesan tegas agar masyarakat tetap menjaga tanah leluhur dan tidak menjualnya sembarangan.
“Hak ulayat, sumber daya alam, pendidikan, dan kesehatan harus kita jaga bersama. Pilih pemimpin yang takut Tuhan dan takut leluhur. Kalau kita pilih orang yang tidak bertanggung jawab, kitalah yang akan menderita,” pungkasnya. (vis)
Jumlah Pengunjung: 99

5 days ago
20

















































