TIMIKA, timikaexpress.id — Ratusan mahasiswa dan rakyat Papua menggelar aksi demonstrasi memperingati 24 tahun pemberlakuan Otonomi Khusus (Otsus) Papua.
Aksi berlangsung di depan Kantor DPRK Mimika, Jalan Cenderawasih, Distrik Mimika Baru, Jumat (21/11).
Mengusung tema “24 Tahun Kegagalan Otonomi Khusus dan Selamatkan Komoditi Lokal di Seluruh Tanah Papua,” massa berkumpul dari empat titik, yaitu SP2, Timika Indah, Pasar Baru, dan Pasar Lama, sebelum berjalan menuju Kantor DPRK Mimika.
Setibanya di lokasi, massa membawa poster dan spanduk berisi tuntutan, di antaranya “Selamatkan Tanah Adat dan Manusia Papua” serta “Tanah Papua Bukan Tanah Kosong, Tanah Papua Ada Manusianya.”
Dalam orasi bergantian, seorang pelajar menilai Otsus gagal memberi dampak signifikan bagi pembangunan SDM Orang Asli Papua (OAP).
“Selama 24 tahun, Otsus tidak membangun manusia Papua. Yang dikuras justru sumber daya alam,” serunya.
Menurutnya, kebijakan Otsus justru membuka ruang investasi besar yang tidak berpihak pada masyarakat Papua.
Isu komoditas lokal juga mendapat sorotan. Ia menilai pangan lokal Papua semakin terdesak oleh dominasi produk dari luar daerah, termasuk komoditas pinang.
Koordinator Umum Aksi, Yoki Sondegau, mengatakan demonstrasi tersebut sudah keempat kalinya dilakukan sebagai desakan atas lambatnya implementasi Perda Nomor 4 Tahun 2024 tentang pemberdayaan dan perlindungan OAP.
“Kami sudah berdialog, bahkan RDP dengan dewan. Namun hingga kini Perda ini belum berjalan. Kami berharap DPRK benar-benar menerima aspirasi kami,” ujarnya.
Suara Perempuan Papua: “Kami Tidak Merasakan Hasilnya”
Seorang mama pedagang dari Nduga menyuarakan keluhan terkait ketidakadilan ekonomi yang mereka alami.
“Setiap hari kami cari Rp20.000 untuk makan. Freeport ada, pemerintah ada, tapi kami tidak merasakan hasilnya,” ucapnya lirih.
Ia menegaskan perlunya perlindungan bagi pangan dan hasil kebun lokal.
“Pinang, sayur, petatas — jangan bawa dari luar masuk ke Papua,” tegasnya.
Berbeda dari aksi sebelumnya, kali ini Ketua DPRK Mimika Primus Natikapareyau dan sejumlah anggota yakni Iwan Anwar, Andrian Thie, dan Elinus Mom hadir menemui massa yang hingga siang hari masih bertahan menyampaikan orasi.
Kapolres Mimika, AKBP Billyandha Hildiario Budiman, saat dikonfirmasi mengatakan telah menurunkan 150 personel untuk mengamankan aksi tersebut.
“Aksi berjalan aman, kami kerahkan 150 personel untuk pengamanan,” ujarnya.
Aksi berlangsung damai di bawah penjagaan aparat keamanan.
Massa menegaskan perjuangan mereka akan terus berlanjut hingga pemerintah merespons tuntutan terkait perlindungan komoditas lokal dan evaluasi Otsus. (via)
Jumlah Pengunjung: 6

10 hours ago
5

















































