Dari Timika ke Jakarta, dr. Aprilda Thalia Karupukaro Wujudkan Mimpi Lewat Beasiswa YPMAK

21 hours ago 8

JAKARTA, TIMIKAEXPRESS.id — Aula Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya Jakarta tampak khidmat pada Selasa pagi. Sebanyak 23 dokter baru resmi dikukuhkan, menandai langkah awal mereka memasuki dunia medis yang kini kian dinamis di tengah kemajuan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence – AI).

Dalam suasana penuh haru, Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Unika Atma Jaya, dr. Felicia Kurniawan, berpesan agar para dokter muda tidak kehilangan sentuhan kemanusiaan di tengah derasnya arus digitalisasi.

“AI bisa melakukan banyak hal dengan akurasi tinggi dan kecepatan luar biasa, tapi satu hal yang tidak bisa dilakukan mesin adalah menyentuh hati manusia. Di situlah peran kalian menjadi penting,” ujar dr. Felicia.

Ia mengingatkan, tantangan profesi dokter masa kini tak hanya soal penyakit baru atau kebijakan klinis berbasis teknologi, tapi juga soal menjaga empati dan etika.
“Caranya bukan menyaingi mesin, melainkan berkolaborasi dengan bijak dan tetap menjunjung nilai kemanusiaan,” tambahnya.

Dari Timika untuk Dunia Medis

Di antara para dokter baru itu, terselip kisah inspiratif dari dr. Aprilda Yulifa Thalia Thomas Karupukaro, penerima beasiswa penuh dari Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK) serta Freeport.

Dokter yang akrab disapa Thalia ini berasal dari Timika, Papua, dan menuturkan perjalanan pendidikannya penuh perjuangan. Ia mengaku terdorong menjadi dokter karena pengalaman pribadi melihat sulitnya akses layanan kesehatan di daerah asalnya.

“Saya ingin suatu saat bisa kembali ke Papua, membantu masyarakat di sana. Saya juga ingin melanjutkan studi sebagai dokter spesialis THT,” ungkapnya dengan semangat.

Thalia pun berpesan kepada generasi muda Papua untuk berani bermimpi besar.

“Jangan takut bermimpi. Walau jalannya panjang, dengan tekad dan semangat, semua bisa tercapai,” katanya.

Acara pengukuhan berlangsung hangat dan penuh rasa syukur, diakhiri dengan doa bersama yang dipimpin oleh rohaniawan serta keluarga para lulusan. Semangat “In Corde Lux, In Manibus Cura” — hati yang bersinar dan tangan yang menyembuhkan — terasa nyata di setiap senyum dan pelukan hari itu. (*/ant)

Jumlah Pengunjung: 17

Read Entire Article
Sumut Bermartabat| Timika Hot | | |