Perayaan Misa Kamis Putih, Pastor Gabriel Ajak Umat Katolik Berani Melayani Secara Total dengan Penuh Cinta

1 day ago 15
BASUH KAKI – Pastor Gabriel Ngga, OFM membasuh kaki mama-mama yang menjadi simbol murid Yesus pada perayaan Misa Kamis Putih di Gereja St, Stefanus Sempan, Mimika-Papua Tengah, Kamis (17/4/2025). (foto:tangkapan layar)

TIMIKAEXPRESS.ID, TIMIKA

Perayaan misa pertama Kamis Putih di Gereja St. Stefanus Sempan, yang dipimpin Pastor Gabriel Ngga, OFM berlangsung khusuk dan khidmat.

Suasana hening dari perayaan ini ditandai dengan pembasuhan kaki dari 12 kaum hawa sebagai simbol rasul Yesus, dan perarakan Sakramen Mahakudus.

Dalam  khotbahnya kepada ribuan umat yang menghadiri misa, Pastor Gabriel, mengatakan ada banyak pesan mendalam yang dapat dipetik dari perayaan misa Kamis Putih atau perayaan perjamuan malam teakhir, Tuhan kita Yesus Kristus bersama para rasulnya yang kita kenangkan pada hari ini.

Ia menyebut ada dua pesan penting, yaitu:  pertama, perayaan Kamis Putih merupakan kenangan akan Allah yang datang dan meyelamatkan umat-Nya.

‘’Dengan perayaan Kamis putih kita diajak menyusuri kembali sejarah keselamatan Allah dalam peziarahan hidup kita, baik sebagai persekutuan umat maupun sebagai pribadi yang dicintai oleh Yesus Kristus,’’ujarnya.

Lebih lanjut, katanya, kita merasakan betapa cinta Tuhan itu luar biasa bagi hidup kita, juga bagi persekutuan kita bersama dengan yang lain.

Kedua, perayaan Kamis Putih mau mengenang pelayanan dari Putra Allah sampai tuntas, tidak setengah-setengah.

Hal itu disimbolkan oleh Yesus dalam perayaan perjamuan malam terkahir-Nya dengan membasuh kaki para murid.

‘’Yesus mengatakan, jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak akan mendapat bagian bersama dengan Aku’’.

Tindakan membasuh kaki adalah pekerjaan hamba atau pelayan, yang harus membungkuk, merendahkan diri  dan mengulurkan tangan.

Kenangan ini mendesak kita untuk turut ambil bagian dalam hidup Allah, dengan berani secara total melayani dan memberikan hati untuk mencintai.

Karena pada dasarnya, keselamatan sejati tidak lain adalah ikut ambil bagian dalam hidup Allah itu sendiri.

Dalam perayaan ini juga pembasuhan kaki, dan sebagai rasul-rasulnya adalah mama-mama, bukan bapa-bapa.

‘’Mengapa mama-mama, karena rasul itu semua bapa-bapa yang hadir dalam perjamuan terakhir itu juga bapa-bapa. Jadi, patut kita sadari bahwa mama-mama itu setia mengikuti Yesus, baik waktu mewartawkan kerajaan Allah dengan berkeliling dari desa ke desa atau kampung ke kampung, mewartawakan kasih dan cinta kepada sesama, mama-mama atau kaum hawa selalu menyertai Yesus. Juga pada Jalan Salib, mama-mama yang disebut wanita itu juga tetap meyertai Yesus, bahkan harus sampai di kaki salib turut serta ibu-ibu, termasuk Bunda Maria,’’ sebutnya.

Lantas rasul-rasul dimana saat itu, semua meghilang karena takut, tapi mama-mama berani dan selalu setiap pada Yesus, bahkan ketika Yesus bangkit dari kematian, siapa yang mengetahui Yesus bangkit tentu saja mama-mama.

‘’Maria Magdalena disana dan maria yang lain menemui kubur kosong, dan dari merekalah para rasul tahu bahwa Yesus bangkit. juga dalam kehidupan kita, mama-mama itu mengasihi, merawat ada dalam diri mereka yang begitu nampak. Pun kehidupan sejak awal, sejak dalam kandungan mereka mempehatikan, merawat sampai dia lahir sebagai manusia,’’ jelasnya.

tidak hanya itu, mama-mama juga turut ambil bagian dalam karya penciptaan Allah, dan mama-mama tidak hanya merawat, mengasihi dan mencintai manusia, tapi juga melindungi alam, dimana mama-mama menjaga kerapihan dan kebersihan rumah.

Jadi, wanita sungguh merupakan rasul sejati dari Yesus Kristus.

Karena itu, lanjut Pastor Gabriel, kalau perayaan Kamis Putih hari ini dengan mengambil rasul dari mama-mama, ini mau menegaskan bahwa mereka bukanlah orang nomor dua, tetapi sungguh mereka adalah rasul sejati Yesus.

Kenangan akan perjamuan malam terakhir melalui tindakan membasuh kaki para muirid, bagi kita menjadi tindakan yang melambangkan penyerahan diri, pembersihan, pengampunan, pembaharuan, kerendahan hati dan keinginan untuk menjadi hamba yang mau melayani secara total, termasuk mereka yang tidak diperhitungkan.

‘’Semoga perayaan Kamis Putih yang menegaskan berkaitan dengan pelayanan dan cinta kasih sungguh mempengaruhi hidup kita, bahwa kita ada sebagai pengikut Yesus adalah sebagai pelayan, pengabdi yang melayani secara khusus mereka yang terpinggirkan,terpuruk dan hidup dalam kesusahan,’’ serunya.

Bahwa kita sebagai murid Yesus yang ditegaskan harus saling mengasihi dan mencintai, itu mesti tumbuh di dalam diri kita, agar kita yang cenderung karena berbagai macam kepentingan, entah kepentingan ekonomi, politik dan kepentingan lain yang membuat terjadi chaos, konflik, kekacauan, bahkan saling membunuh, melalui perayaan ini, kita diingatkan bahwa kita adalah pengikut Yesus Kristus yang mesti dan harus membawa damai, membawa kasih, membawa maaf dan pengampunan.

‘’Dan memang Yesus datang membawa kehidupan dan keselamatan. Semoga kehadiran kita semua sungguh membawa dunia menjadi hidup, penuh dengan bunga-bunga kebahagiaan, dunia yang selamat, dunia yang bergembira penuh sukacita, bukan kekacauan,’’ tandasnya. (vis)

Jumlah Pengunjung: 6

Read Entire Article
Sumut Bermartabat| Timika Hot | | |