Kasus Malaria di Mimika Tertinggi di Papua Tengah, Nomor 2 di Indonesia

1 day ago 7

TIMIKAEXPRESS.ID,TimeX

Guna menekan laju kasus malaria di Kabupaten Mimika,  Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (KB) Provinsi Papua Tengah menggelar Pelatihan Entomologi bagi para petugas kesehatan pengelola program malaria.

Pelatihan selama enam hari sejak tanggal 5-10 Mei 2025 berlangsung di Hotel Horison Diana, Timika.

Kegiatan yang diikuti para petugas kesehatan dari 26 Puskemas di Kabupaten Mimika, secara resmi dibuka oleh Plt. Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Papua Tengah, dr. Agus, M.Kes,CH,Med.CHt diwakili Sekretaris Dinas Yenice Derek, ST,M.Kes.

Sekretaris Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Papua Tengah, Yenice Derek, ST,M.Kes.

Pelatihan entomologi digelar mengingat angka kasus malaria di Kabupaten Mimika merupakan nomor satu tertinggi di Papua Tengah, bahkan menempati urutan kedua di Indonesia setelah Kabupaten Keerom, Provinsi Papua.

Oleh karena itu, penguatan kapasitas petugas kesehatan, khususnya di bidang entomologi, menjadi hal yang sangat penting dan strategis.

“Data yang kami rilis sepanjang Januari hingga Mei 2025, kasus positif malaria di Kabupaten Mimika sebanyak 40.537. Tentunya menjadi konsen semua pemangku kepentingan untuk berupaya menekan atau mengelininir, baik melalui tindakan medis, preventif dan promotif, semuanya harus jalan.

“Dari laporan teman-teman di Mimika sangat bagus, dan kami suport, hanya saja kendala di sini adalah curah hujannya tinggi, dan banyak daerah rawan, sehingga angka malaria masih tinggi,” paparnya.

Dijelaskan pula, berdasarkan Annual Parasite Incidence (API) di Indonesia tahun 2024, angka kasus malaria di Mimika mencapai 492,41/1.000 penduduk, diikuti Nabire 18,67/1.000, dan Puncak 18,22/1.000.

“Artinya, dalam 1.000 orang, ada sekitar 493 orang di Kabupaten Mimika yang sakit malaria. Ini menjadi ‘PR’ (pekerjaan rumah) besar bagi kita mengejar target eliminasi malaria dari Kementerian Kesehatan RI yakni 1/1.000 penduduk di tahun 2030,” serunya.

Yenice menjelaskan, kegiatan ini diselenggarakan sebagai bentuk komitmen bersama dalam meningkatkan kapasitas teknis para petugas Puskesmas, khususnya dalam bidang entomologi, kemampuan dalam identifikasi nyamuk malaria, pemantauan, dan pengendalian vektor sebagai kunci dalam upaya menurunkan angka kasus malaria di Mimika.

“Dari pelatihan ini, harapannya para peserta dapat memahami teknik identifikasi vektor, metode pengambilan sampel, serta pengendalian vektor berbasis bukti lapangan. Pengetahuan sangat diperlukan agar intervensi pengendalian vektor di lapangan dapat lebih tepat sasaran, efektif, dan berkelanjutan,” ungkapnya.

Yenice menambahkan, program pelatihan entomologi digelar untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan tentang studi serangga, terutama dalam konteks kesehatan dan pengendalian vektor penyakit.

“Tujuan dari pelatihan ini untuk meningkatkan pemahaman tentang biologi serangga, identifikasi spesies, siklus hidup, perilaku, serta teknik pengendalian vektor penyakit yang ditularkan melalui serangga seperti malaria dan demam berdarah,” katanya.

Pada kesempatan itu, Yenice juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung terselenggaranya kegiatan ini, secara khusus kepada mitra NGO (Non Governmental Organisation) Global Fund yang telah memfasilitasi terselgngaranya kegiatan ini.

Di akhir sambutannya, Yenice mengajak seluruh peserta agar mengikuti pelatihan ini dengan sungguh-sungguh, aktif berdiskusi, dan bertukar pengalaman antarsesama petugas lapangan.

Peserta kegiatan dari 26 Puskemas, yaitu Puskesmas Pasar Sentral, Wania, Timika Jaya, SP3-Karang Senang, Mapuru Jaya, Bhintuka, Limau Asri, Kwamki, Ayuka, dan Puskesmas Agimuga.

Lainnya,  Puskesmas Manasari, Mapar, Atuka, Kokonao, Jita, Amar, Ipaya, Wakia, Tapermay, Potowaiburu, Alama, Jila, Aroanop dan Puskemas Hoeya. (eno)

Jumlah Pengunjung: 5

Read Entire Article
Sumut Bermartabat| Timika Hot | | |