Angkat Sejarah dan Perkuat Identitas Mimika Lewat Lagu ‘Eme Neme Yauware’

1 day ago 7

H. Iwan Anwar (FOTO: Cut Syihrul/TIMEX)

Jas Merah adalah semboyan “Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah”, ini dikumandangkan oleh Presiden Soekarno dalam pidatonya pada 17 Agustus 1966.

Seperti halnya sejarah panjang berdirinya Kabupaten Mimika, jangan sampai tergerus dampak negatif globalisasi.

Terlebih kearifan lokal, termasuk salah satunya lagu daerah Mimika, ‘Eme Neme Yauware’, ini harus selalu didengungkan karena penggunaan alat musik ritmis yang dominan membuat lagu ini terdengar sangat energik dan penuh semangat, bahkan tersirat pesan penting, yaitu menjaga persatuan dan bersama-sama dalam membangun bangsa.

Berikut penuturan H. Iwan Anwar-Ketua Sementara DPRK Mimika.

TAK hanya itu, selain mengangkat fakta sejarah, kearifan lokal dari lagu Eme Neme Yauware, ciptaan mendiang Klemen Tinal (mantan Bupati Mimika dan Wakil Gubernur Papua) dan Melky Goeslaw, legenda musisi pop dan rock Indonesia, merupakan dua sosok yang telah meletakan bahkan memperkuat identitas Kabupaten Mimika lewat lagu ini.

Meski kedua pencipta lagi ini telah tiada, baik Klemen Tina maupun Melky Goeslawl, namun semboyan Eme Neme Yauware sebagai motto Kabupaten Mimika, harus tetap terpatri di sanubari masyarakat Mimika, Papua Tengah.

Eme Neme Yauware merupakan gabungan kata dari dua suku asli Mimika, yaitu Kamoro dan Amungme.

Suku Kamoro merupakan suku yang mendiami wilayah dataran rendah, sementara Suku Amungme mendiami wilayah dataran tinggi di Mimika.

Ini semua bermula dari sejarah terbentuknya Kabupaten Mimika, yang merupakan pemekaran wilayah adminastratif dari Kabupaten Fakfak.

Perkembangan pesat yang dirasakan, kini Mimika memasuki usai 29 tahun pada 8 Oktober 2025 mendatang.

Lompatan besar bahkan jauh, juga menjadi  fokus perhatian Ketua Sementara DPRK Mimika, Iwan Anwar, SH.,MH.

Dalam sidang paripurna penyampaian usulan peresmian pimpinan definitif DPRK Mimika pada Rabu (12/3/2025), Iwan kerap ia disapa menegaskan pentingnya mengangkat kembali sejarah daerah sebagai bagian dari identitas dan aset Mimika yang tak ternilai.

Iwan menyatakan, selama ini sejarah Mimika cenderung terabaikan, padahal, kata Iwan, sejarah adalah bagian dari identitas yang harus dihargai dan dipelajari secara turun-temurun oleh generasi masa kini dan mendatang.

“Sejarah ini sangat penting untuk diketahui, terutama terkait dengan pemekaran Mimika dari Kabupaten Fakfak, banyak orang mulai lupa, bahkan kalau tidak diingatkan, sejarah ini bisa dilupakan begitu saja,” ungkapnya.

Iwan bahkan menyebut sosok tokoh penting peletak dasar Mimika, yakni Yohanis Kapiyau, termasuk tokoh pada waktu itu yang memegang peranan penting dalam peralihan administratif wilayah Mimika.

Termasuk HJ.Harunan, anggota DPRD masa transisi,  pun disebut Iwan sebagai figur yang sangat berjasa.

“Alamahum Yohanis Kapiyau merupakan kepala suku umum di Mimika, juga pejuang Pepera yang berperan penting pada masa itu. Termasuk HJ. Harunan, yang banyak membantu dalam proses pemekaran Kabupaten Fakfak termasuk keberadaan PT Freeport di Mimika,” jelasnya.

Iwan juga menyoroti pentingnya upaya pemerintah untuk mencatat dan menginventarisasi sejarah panjang daerah ini secara resmi, agar tidak hilang begitu saja.

 “Kami berharap agar pemerintah mulai tahun ini mengalokasikan anggaran untuk melakukan kajian mengenai sejarah Mimika, agar tokoh-tokoh yang berperan penting dan berjasa bisa tercatat dalam sejarah daerah ini,” tambahnya.

Seperti ulasan semula di atas, Iwan tak lupa menekankan pentingnya semangat dari lantunan musik dan lagu Eme Neme Yauware, sebagai sebuah warisan bahkan  ikonik Mimika.

Lagu yang diciptakan tokoh politik kawakan, Klemen Tinal dan penyanyi legendaris Melky Goeslaw, dari lagu ini, lanjut Iwan, tidak hanya mengingatkan kita pada kedua sosok, lebih dari itu menggambarkan semangat dan perjuangan masyarakat Mimika.

“Lagu ini harus menjadi bagian dari identitas resmi daerah kita (Mimika). Kami sudah mulai menyanyikan lagu ini dalam kegiatan resmi hingga dilombakan dalam berbagai event di Mimika,” ujarnya.

Sebagai langkah konkret, Iwan berharap lagu Eme NemeYauware bisa menjadi lagu wajib yang dinyanyikan dalam setiap acara formal di Mimika.

“Kami ingin lagu ini menjadi simbol kebanggaan, yang bisa mempersatukan seluruh masyarakat Mimika,” paparnya.

Dengan mengangkat sejarah dan kearifan lokal budaya, termasuk lagu daerah kebanggaan ‘Eme Neme Yauware’, Iwan berharap Mimika bisa lebih mengenal dan menghargai perjuangan para tokoh yang meletakan sejarah daerah ini, serta meningkatkan rasa cinta dan kebanggaan terhadap Tanah Amungsa Bumi Kamoro. Kenangkan Ingat, Lupaan Jangan.

(Cut Maya Fifka – Linda)

Berikut syair lagu Eme Neme Yauware

Derap-derap langkah

Meniti impian karya anak bangsa

Padamu persada anak cucu kita ingin ku sembahan

Terbit matahari dari timur sana ku ikut menyapa

Menyinari pusaka taman eden kedua di tanah papua

Rencana strategis sbagai tolak ukur membangun papua

Dorongan terpadu menuju cita-cita 

Bangun seluruh kampungku

Budayakan masyarakatku 

Untuk mandiri sejahtera

Eme Neme Jauware

Eme Neme Jauware

Bersatu bersaudara kita membangun tanah papua 

Eme Neme Jauware

Eme Neme Jauware

Biarlah tangan Tuhan memberkati tanah Papua tercinta.

Jumlah Pengunjung: 20

Read Entire Article
Sumut Bermartabat| Timika Hot | | |