KLH Kolaborasi ULM dan Freeport Tata Ekosistem Mangrove di Kalsel

2 days ago 11

FOTO BERSAMA – Presdir PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas foto bersama pihak Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH), pihak Universitas Lambung Mangkurat (ULM) pada pelaksanaan tata kelola ekosistem mangrove di Kalimantan Selatan (Kalsel) (FOTO: ISTIMEWA/TIMEX)

BANJARBARU, TIMIKAEXPRESS.id – Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) berkolaborasi dengan Universitas Lambung Mangkurat (ULM) dan PT Freeport melaksanakan tata kelola ekosistem mangrove di Kalimantan Selatan (Kalsel).

“Ini kolaborasi luar biasa antara pemerintah, kampus dan dunia usaha bagaimana kita bersama-sama menata ekosistem mangrove untuk menyelamatkan lingkungan dan makhluk hidup di dalamnya,” kata Direktur Jenderal Penegakan Hukum LHK Rasio Ridlo Sani di Banjarbaru, Senin.

Saat membuka Seminar Nasional Hari Lingkungan Hidup 2025 di Auditorium ULM di Banjarbaru dengan tema Menata masa depan mangrove Indonesia: Kolaborasi ilmu, aksi dan kebijakan untuk mengakhiri polusi plastik, Rasio menegaskan kawasan mangrove memiliki peranan sangat penting dengan Indonesia menjadi negara terbesar di dunia ekosistem mangrovenya.

Beragam fungsi mulai penanganan perubahan iklim, penahan abrasi, tsunami, tempat hidup ikan hingga bisa untuk pengembangan ekowisata.

Oleh karena itu, kawasan mangrove harus diselamatkan dan dijaga kelestariannya.

Termasuk dari ancaman pencemaran sampah plastik yang semakin waktu terus bertambah volumenya di laut.

“Saatnya kita mengakhiri pencemaran sampah plastik dimulai dari diri sendiri dan lingkungan kerja dengan menumbuhkan kesadaran antipenggunaan plastik sekali pakai,” jelasnya.

Sementara Rektor ULM Prof Ahmad Alim Bachri menyatakan aksi nyata rehabilitasi mangrove terus dilakukan.

Apalagi ULM kini memiliki tanggung jawab mengelola hutan mangrove di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan seluas 611 hektare.

“Pentingnya pengelolaan sampah laut sebagai bagian dari upaya konservasi kawasan hutan mangrove,” ujarnya.

Presiden Direktur PT Freeport Tony Wenas menyatakan pihaknya mencanangkan penanaman 10 ribu hektare mangrove termasuk 8.000 hektare di Kabupaten Mimika dan 2.000 hektare di pulau Kalimantan.

“Kerja sama dengan ULM kami tanam 500 hektare bibit mangrove di pesisir Kabupaten Tanah Laut hingga Kotabaru,” ungkapnya.

Kaitannya dengan sampah plastik, Freeport telah meniadakan penggunaan botol minum plastik sekali pakai di lingkungan kerja.

“Ada tiga juta botol minum plastik sebelumnya sekarang menjadi nol,” katanya.

Seminar yang dimoderatori Prof Syarifuddin Kadir itu menghadirkan tiga narasumber yakni Rektor Universitas Hasanuddin Prof Jamaluddin Jompa, Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan ULM Untung Bijaksana dan Guru Besar Universitas Diponegoro Prof Denny Nugroho Sugiant. (ant)

Jumlah Pengunjung: 29

Read Entire Article
Sumut Bermartabat| Timika Hot | | |