TIMIKAEXPRESS,ID
Perayaan misa malam Natal di Gereja Katolik St. Stefanus, Sempan, Timika-Papua Tengah pada Selasa (24/12/2024) malam lalu berlangsung khidmat.
Misa dipimpin langsung oleh Pastor Paroki St. Stefanus, Pastor Gabriel Ngga, OFM, dan diikuti ribuan umat.
Perayaan misa dengan mengusung tema nasional “Marilah Sekarang Kita Pergi ke Betlehem (Lukas 2:15), dengan sub tema, “Telah Lahir Bagimu Juru Selamat (Lukas 2-14), ini diawali drama yang mempertontonkan dua tokoh sentral, yakni Maria dan St. Yusuf, di tengah situasi sulit mencari penginapan, bahkan Maria yang tengah mengandung bayi Yesus harus rela berjalan kaki dari Nazareth menuju Betlehem, Kota Daud.
Mengawali khotbah (homili) nya, Pastor Gabriel Ngga, OFM menyatakan kepada umatnya, kita boleh bersukacita dan bergembira karena Tuhan lahir dan hadir di tengah-tengah kita dengan membawa damai dan kegembiraan, meski dalam situasi yang tidak begitu baik.
Boleh dikata, kelahiran Yesus membawa kegembiraan di tengah gejolak situasi soSial, yaitu
terjadinya konflik permusuhan hingga ada umat manusia yang tersingkir dari kampung halaman dan terpaksa mengungsi ke tempat lain.
“Situasi ini dialami oleh Maria dan Santo Yusuf, mereka hidup di tempat yang tidak aman dan nyaman, bahkan penuh dengan tekanan dan penderitaan, namun dalam situasi itu Tuhan Yesus hadir dan menunjukan kasih-Nya kepada umat-Nya agar memproleh damai sukacita dan kegembiraan,” ungkapnya.
Menurut Pastor Gabriel, hal menarik yang dicerminkan dari sosok St. Yusuf dan Maria, itu terjadi pada malam kudus, yaitu kisah kelahiran Yesus, yang diawali dengan perintah sensus penduduk oleh Kaisar Agustus.
Dampak sensus pun mengharuskan St. Yusuf dan Maria kembali ke daerah asalnya, yaitu Betlehem.
“Memang sensus penduduk secara administratif bertujuan untuk mendapatkan data yang akurat mengenai jumlah penduduk di suatu wilayah, namun Pemerintahan Romawi yang menjajah di jaman itu melakukan pencacahan penduduk sekaligus untuk mengidentifikasi potensi ancaman terhadap kekuasaan Romawi dan memantau situasi politik di wilayah kekuasaannya.
“Kisah kelahiran Yesus sungguh heroik, sebab Maria yang tengah mengandung harus menjalani situasi sulit sebagaimana kehidupan kita manusia saat ini, yang diwarnai dengan kekerasan, konflik, pemusuhan karena saling merebut lahan sumber kehidupan maupun karena perbuatan kekuasaan dan pengaruh kekuasaan dan intimidasi sehingga yang lemah tak berdaya dan tersingkirkan,” ujarnya.
Refleksi dan permenungan ini selaras dengan lagu Natal ‘Di Dusun yang Kecil’, ini mengingatkan saya (Pastor Gabriel-Red) akan kampung halamanku yang indah alamnya, dan saya terkenang akan damainya kehidupan sesama umat.
“Mari, di momen Natal tahun ini kita saling mendoakan semoga Tuhan Yesus selalu menjaga dan memberi damai dalam hidup kita,” pungkasnya.
Semarak suasana misa malam Natal dimeriahkan dengan lagu-lagu pujian dan nyala serta terang lilin Natal menambah kekhusukan umat di malam kudus. (bob)
Jumlah Pengunjung: 6