Jaga Lingkungan Hidup, ‘Hentikan Polusi Plastik’ jadi Panggilan Moral Setiap Orang

1 day ago 10

FOTO BERSAMA – Wakil Bupati Mimika, Emanuel Kemong, didampingi Director and EVP Sustainable Development PT Freeport Indonesia (PTFI), Claus Wamafma, perwakilan TNI-Polri, BUMN-BUMD foto bersama usai peringatan Hari Lingkungan Hidup di pelataran Graha Eme Neme Yauware, Kamis (5/6/2025) (FOTO: INDRI/TIMEX)

TIMIKAEXPRESS.id – Aksi bersih-bersih kota yang diikuti dengan apel peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia Tahun 2025 merupakan aksi kolektif dari para pihak di Mimika yang mengingatkan kita akan pentingnya menjaga kelestarian bumi.

Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang dilaksanakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mimika bersama PT Freeport Indonesia (PTFI) digelar di pelataran Graha Eme Neme Yauware, Kamis (5/6/2025).

Dengan mengusung tema “Hentikan Polusi Plastik”, peringatannya dihadiri langsung Wakil Bupati Mimika Emanuel Kemong, Director & EVP Sustainable Development PTFI, Claus Wamafma, jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), jajaran TNI-Polri, dan kemunitas peduli lingkungan hidup.

Melalui sambutan Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq, yang dibacakan oleh Wakil Bupati Mimika, Emanuel Kemong, ditegaskan, menjaga lingkungan hidup dari kerusakan merupakan panggilan moral setiap tahun.

Untuk itu, tema tahun ini bukan hanya slogan, melainkan peringatan akan bom waktu ekologis yang kita hadapi.

Dari kondisi lingkungan saat ini, dipastikan jika tidak ada upaya yang luar biasa dilakukan, maka pada tahun 2028 nanti, seluruh Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Indonesia akan penuh dan tak lagi mampu menampung sampah.

“Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia bukan sekadar seremoni tahunan, tetapi merupakan panggilan moral dan spiritual bagi seluruh masyarakat,” serunya.

Disebutkan, data nasional total timbunan sampah di Indonesia mencapai 56,6 juta ton, dengan rincian 10,8 juta ton atau 20 persen merupakan sampah plastik.

Bahkan hanya 30 persen sampah yang dikelola secara layak, sedangkan sisanya mencemari lingkungan dan merusak ekosistem.

Menyikapi timbunan sampah, maka perlu bank sampah dan fasilitas daur ulang lokal, sehingga sampah plastik bisa diatasi.

Karenanya, Emanuel mengajak seluruh elemen bangsa untuk bergandengan tangan dan bergerak bersama menangani persoalan sampah plastik,khususnya pencemaran di wilayah perairan dan laut.

“Kami minta agar di setiap daerah, menjadikan kantor, rumah ibadah, pasar maupun sekolah-sekolah sebagai ruang edukasi hidup tanpa sampah,” tandasnya.

Sementara Claus Wamafma, pada kesempatan yang sama menjelaskan, melawan polusi plastik merupakan isu besar di Dunia.

Dimana sampah plastik butuh waktu bertahun-tahun baru bisa terurai.

“Khusus di PT Freeport Indonesia, sudah delapan tahun terakhir kami tidak menggunakan botol plastik di lingkungan operasional kami,”ungkapnya.

Menurut dia, dengan adanya aturan tidak lagi menggunakan botol plastic, ini telah mengurangi ratusan ribu kemasan plastik di wilayah operasional PTFI.

Adapun alternatif dari manajemen perusahaan tambang emas dan tembaga terbesar dunia, yaitu menyediakan fasilitas air minum langsung melalui sistem sapu air di lingkungan operasionalnya.

“Tentu upaya lain yang dapat kita lakukan adalah kolaborasi dengan semua pihak terkait dalam memerangi sampah plastic melalui edukasi di semua lini sektor,” pungkasnya. (eno)

Jumlah Pengunjung: 37

Read Entire Article
Sumut Bermartabat| Timika Hot | | |