Longsor di Grasberg Block Cave Tekan Produksi Emas Freeport Hingga 75 Persen

1 week ago 27

TIMIKA, timikaexpress.id – Produksi emas PT Freeport Indonesia (PTFI) tahun ini tercatat anjlok hingga 75 persen akibat bencana longsor material basah (wet muck) di area tambang Grasberg Block Cave (GBC), Mimika, Papua Tengah, pada 8 September 2025.

Produksi tahun ini diperkirakan hanya mencapai 15 ton, jauh di bawah rata-rata normal 50–60 ton per tahun.

Wakil Presiden Direktur PTFI, Jenpino Ngabdi, menjelaskan bahwa produksi normal perusahaan biasanya berada di kisaran 50–60 ton per tahun.

“Untuk tahun ini mungkin maksimum 15 ton, sebagian besar juga kita suplai ke PT Aneka Tambang Tbk (Antam),” ujarnya usai agenda Pegadaian Bullion Connect di Jakarta, Rabu (12/11).

Jen menambahkan, penurunan produksi tidak hanya disebabkan insiden longsor, tetapi juga karena tambang belum beroperasi dengan kapasitas penuh.

“Selain belum full capacity, insiden kemarin membuat produksi kita berkurang,” jelasnya.

Ia memperkirakan produksi tahun depan masih akan turun sekitar 30 persen dari kondisi normal. Namun, perusahaan menargetkan produksi dapat kembali stabil pada 2027.

Freeport Ajukan Tambang yang Aman untuk Kembali Beroperasi

Sementara itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut PT Freeport Indonesia berencana mengoperasikan kembali tambang yang tidak terdampak longsor di Timika.

Produksi PTFI saat ini berasal dari tiga tambang, yaitu GBC yang mengalami longsor, serta Deep Mill Level Zone (DMLZ) dan Big Gossan.

Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara ESDM, Tri Winarno, mengatakan perusahaan mengajukan izin untuk mengoperasikan tambang DMLZ dan Big Gossan agar produksi tetap berjalan.

“Kalau misalnya di area tersebut tidak ada pengaruh longsor, tentu kami pertimbangkan untuk memberi izin operasi kembali,” kata Tri di Minahasa, Sulawesi Utara, akhir Oktober lalu.

Tri menambahkan, pemerintah akan memberikan izin setelah PTFI melakukan perbaikan dan menjamin keamanan operasi agar tidak terjadi kejadian serupa di masa mendatang.

Dalam laporan kuartal III 2025, induk perusahaan Freeport Indonesia yakni Freeport-McMoRan menyebut tengah berkoordinasi dengan pemerintah Indonesia terkait rencana produksi mendatang.

Perusahaan menyiapkan skenario pembukaan kembali tambang Big Gossan dan DMLZ pada kuartal IV 2025, serta peningkatan bertahap produksi tambang bawah tanah GBC pada 2026. (*/)

Jumlah Pengunjung: 16

Read Entire Article
Sumut Bermartabat| Timika Hot | | |