Oleh Thomas Ch. Syufi
Roma, Italia – Lebih dari satu juta orang muda Katolik dari 150 negara menghadiri Yubelium Pemuda 2025 di Tor Vergata, Roma, Vatikan, yang berlangsung pada 28 Juli–3 Agustus.
Acara 25 tahunan ini dipimpin Paus Leo XIV dan menjadi momentum untuk menyerukan perdamaian dunia, terutama atas konflik di Gaza dan Ukraina.
Rangkaian kegiatan melibatkan misa, doa, seminar, hingga aksi sosial yang mengangkat isu-isu global seperti perubahan iklim, kecerdasan buatan (AI), dan ketidakadilan sosial.

Puncaknya, Misa Minggu bersama Paus Leo XIV diikuti oleh ribuan imam, uskup, dan kardinal dari seluruh dunia.
Yubelium ini juga menjadi ruang perjumpaan digital melalui perayaan Yubelium Influencer Katolik dan Misionaris Digital, yang mendorong konten kreator menyebarkan pesan damai dan kasih di media sosial, bukan sekadar mencari popularitas.
“Kalian bukan merek. Kalian adalah berkat,” ujar Pastor Antonio Spadaro SJ dari Vatikan.
Paus Leo XIV menekankan bahaya AI yang mengancam martabat manusia, dan mengajak kaum muda untuk mempromosikan etika serta solidaritas di dunia daring.
“Tidak ada sesuatu pun yang berasal dari kreativitas manusia yang boleh merendahkan sesama,” katanya.
Isu konflik menjadi perhatian khusus. Dalam Angelus, Paus menyampaikan solidaritasnya untuk pemuda Gaza dan Ukraina.
“Kalian adalah tanda bahwa dunia lain itu mungkin, dunia tanpa kekerasan dan kebencian, dunia yang disatukan oleh dialog dan persahabatan,” ujarnya.
Yubelium juga menjadi refleksi spiritual besar yang membangkitkan semangat misioner generasi muda Katolik.
Dari Roma, mereka membawa mandat untuk menjadi pembawa damai di tengah dunia yang retak.
Pro Ecclesia et Humanitate!
Penulis adalah aktivis hak asasi manusia (HAM) dan Pengrus Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Sanctus Thomas Aquinas kurun 2013-2015.
Jumlah Pengunjung: 18

2 months ago
64
















































