TIMIKA, timikaexpress,id – Di antara deru kendaraan di Jalan Yos Sudarso, berdiri satu kawasan yang dulu ramai oleh tawar-menawar, langkah buru-buru, dan hiruk pikuk jual beli: eks Pasar Swadaya.
Kini, tempat itu sunyi. Lapak-lapak kosong menunggu takdir baru, dan sebentar lagi, sebuah masa depan hijau akan tumbuh di sana.
Pada Senin pagi yang teduh, 17 November 2025, Dinas PUPR Mimika menggelar Seminar Pendahuluan Perencanaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Distrik Mimika Baru.
Dari sebuah ruang hotel sederhana di Timika, lahir gagasan besar: mengubah bekas pasar itu menjadi Ruang Terbuka Hijau (RTH) Amungme–Kamoro, ruang publik yang diharapkan menjadi paru-paru kota yang ramah lingkungan.
“Ini rumah kita bersama,” tutur Piter Edoway, Sekretaris Dinas PUPR, dengan suara yang tenang namun penuh keyakinan. “Semua suku, semua budaya berkumpul di Mimika. Kita butuh ruang yang menyehatkan, tempat orang bisa bernafas sedikit lebih lega.”
Humanisme itu terasa kuat. Piter menggambarkan RTH bukan sekadar taman, tapi ruang untuk pulih: tempat jogging pagi, bangku-bangku bagi warga yang ingin melepas penat, area UMKM yang tetap memberi napas ekonomi, hingga ruang hijau yang menolong kota menghadapi ancaman banjir.
Di sisi lain, Ananias Faot, Plt Asisten I, mengingatkan pentingnya ruang hijau bagi sebuah kota yang tumbuh secepat Mimika Baru.
“Kita butuh keseimbangan,” katanya. “RTH membantu kita mengatur ulang ritme kota yang bergerak terlalu cepat.”
Mimika Baru memang berubah pesat, gedung berdiri, pemukiman melebar, lalu lintas semakin padat.
Di tengah laju itu, rencana RTH ini seakan menjadi jeda yang sangat dibutuhkan.
Sebuah pengingat kecil bahwa kota yang sehat tak hanya dibangun oleh beton, tapi juga oleh pepohonan, angin yang mengalir, dan ruang bagi manusia untuk berhenti sejenak.
Jika semua berjalan sesuai rencana, tahun 2026 adalah langkah awal.
Dan di atas tanah yang dulu dipenuhi suara pasar, kelak akan tumbuh ruang yang menghubungkan banyak orang: tua, muda, pedagang, perantau, masyarakat adat, semua dalam satu taman yang diberi nama untuk menghormati dua suku besar Mimika.
Sebuah kota tumbuh bukan hanya dari bangunan baru, tetapi dari ruang yang membuat warganya merasa pulang. Mungkin, RTH Amungme–Kamoro akan menjadi salah satunya. (tim)
Jumlah Pengunjung: 46

2 days ago
10

















































