Berth Mekeba Pigome: Menghindari Pergaulan Bebas, Hidup Lebih Berarti

3 days ago 13

Berth Mekeba Pigome (FOTO: GREN/TIMEX)

TIMIKAEXPRESS.id – JANGAN biarkan kenikmatan sesaat merusak masa depan kalian.

Di dunia ini, banyak hal yang bisa kalian lakukan agar hidup lebih berharga. Ingat! masa muda kalian adalah masa yang sangat berharga.

Manfaatkan waktu ini untuk belajar, meraih cita-cita, dan membangun masa depan yang cerah.

Jangan sia-siakan waktu kalian untuk hal-hal yang tidak bermanfaat.

Pergaulan bebas hanya akan membawa dampak negatif bagi hidup kalian.

Demikian diungkapkan Berth Mekeba Pigome, siswa Kelas XII SMA Negeri 1 Mimika, Papua Tengah, sekaligus mengedukasi para kawula muda bahwa hidup adalah pilihan.

Tentu ada dua pilihan, hidup yang baik atau hidup yang buruk.

Sudah pasti kita akan pilih hidup yang baik, hidup yang bermakna, dan tidak hidup dalam pergaulan bebas.

Karena masa depan ada ditangan kita masing-masing, maka sebagai generasi muda yang berprestasi dan berakhlak mulia, kita harus hindari pergaulan bebas, supaya hidup lebih kita lebih berarti.

Kepada Timika eXpress di Kantor Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK), Senin (28/4/2025), Berth Mekeba Pigome termasuk sosok pemuda yang boleh jadi panutan bagi kalangan pemuda dan pemudi di Mimika, Papua Tengah.

Berth kerap ia disapa termasuk pemuda yang memiliki komitmen, bahkan ia termasuk pribadi yang teguh dalam pendirian, sehingga tidak terjebak dalam pergaulan bebas atau semacamnya.

Ini semua tidak terlepas dari didikan orang tua di rumah, juga ketaatannya terhadap pendidikan para guru selama di bangku sekolah, hingga kini duduk di kelas akhir jenjang SMA.

“Ini semua karena sejak usia 5 tahun, saya sudah menggeluti dunia seni dengan bergabung di Sanggar Anak Papua Seni (Apase) yang terletak di Jalan Kesehatan, Kelurahan Timika Indah,” ujarnya.

Meski hidup di tengah lingkungan tempat tinggal, dimana ada fenomena banyaknya anak muda Timika yang terjerumus dalam pergaulan bebas, bahkan mengonsumsi Minuman Keras (Miras), terjebak kecanduan lem aibon hingga penyalahgunaan Narkoba.

Situasi dan dinamika hidup kawula muda seperti itu, benar-benar dijauhi Berth, pemuda asli Suku Moni/Mee.

Berth lebih memilih dan menyibukan diri dengan menggeluti dunia seni, kegemaran yang dijejalinya sejak usai 5 tahun.

“Jadi, samasuk Sanggar Apase karena yang didirikan itu om saya, dengan tujuan mengembangkan minat serta talenta anak-anak Papua,” katanya.

“Kehidupan adalah seni, maka seni hidup adalah dengan menghindarkan diri dari pergaulan bebas yang merugikan, seperti seks bebas, mabuk-mabukan, menggunakan lem aibon, apalagi Narkoba, yang jelas-jelas merusak kesehatan, mental, bahkan menyebabkan kematian,” katanya lagi.

Lebih jauh, Berth menegaskan, pergaulan bebas adalah sebuah jalan yang penuh dengan bahaya.

Ini merupakan sebuah gaya hidup yang tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat kita.

Perilaku ini dapat berdampak buruk pada berbagai aspek kehidupan, seperti kesehatan fisik, yaitu Penyakit Menular Seksual (PMS), kehamilan yang tidak diinginkan, dan masalah kesehatan lainnya, yaitu kesehatan mental, entah depresi, kecemasan, dan harga diri yang rendah.

Tidak hanya itu, pergaulan bebas pun dapat mengganggu konsentrasi belajar dan menghambat perkembangan karier.

Situasi kehidupan glamour yang didukung dengan disrupsi digitalisasi, sama sekali tidak menggoyahkan pendirian Berth.

Kini ia sedang fokus menekuni seni tari bergendre drama musikal dan puisi, dengan mengusung semangat yang menggambarkan bahwa generasi Papua ingin berkembang dan maju tanpa konflik.

Ia tidak menampik, pendidikan akademik sangat penting, tetapi akan jauh lebih baik ketika mental dan sikap diasah melalui karya seni.

“Selama belasan tahun di Sanggar Apase, saya fokus latihan seni tari, puisi dan drama musikal yang pesannya bahwa generasi Papua harus maju, berkembang tanpa konflik dan kepentingan lainnya. Untuk itu, sebagai generasi muda kita harus mengasah minat dan bakat supaya ikut membangun negeri, bahkan ikut melestarikan budaya asli Papua serta kearifan lokal dimiliki,” serunya.

Berth pun berharap dukungan Pemkab Mimika dan stakeholder terkait lainnya turut berperan aktif, serta merangkul generasi muda, khususnya di Mimika melalui program kegiatan positif, yang mengedukasi, sehingga tidak terjerumus dalam pengaruh-pengaruh negatif yang menyesatkan.

“Pesan saya juga kepada para orang tua supaya lebih intens mengawasi anak-anaknya, sehingga setiap apa yang dilakukan dipahami dan baik adanya, dan tidak terjerumus dalam pergaulan bebas dan dampak aktivitas negatif lainnya,” pungkasnya. (via)

Jumlah Pengunjung: 8

Read Entire Article
Sumut Bermartabat| Timika Hot | | |