Burung Cenderawasih jadi Daya Tarik Utama Bukit Issoy, Papua

12 hours ago 6

Burung Cenderawasih di habitatnya di hutan bukit Issyo, Nimbokran, Kabupaten Jayapura, Papua. (ANTARA/HO/Dok EAB Outdoor)

JAYAPURA, TIMIKAEXPRESS.id – Burung Cenderawasih (Paradisaeidae) yang terkenal hingga ke seluruh dunia karena keindahan bulu-bulunya menjadi andalan dan daya tarik utama bagi wisatawan yang mengunjungi Bukit Issoy di Rhepang Muaib, Nimbokran, Kabupaten Jayapura, Papua.

Untuk melihat burung cenderawasih di habitat aslinya, wisatawan harus ke kampung Rhepang Muaib di Distrik Nimbokrang dengan menempuh perjalanan sekitar satu setengah jam dari Sentani, ibukota Kabupaten Jayapura, dilanjutkan dengan petualangan berjalan kaki.

Perjalanan menuju desa tempat cenderawasih berkeliaran, pengunjung mesti melewati kampung warga itu. Wisawatan mesti menginap di desa itu, karena burung surga tersebut hanya bisa dilihat pada pagi hari. Ada penginapan di sana dikelola warga setempat.

Untuk melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana keindahan cenderawasih di habitat aslinya, pengunjung harus berjalan kaki mendaki bukit Issyo sekitar tiga hingga empat jam perjalanan.

Wisatawan bisa memilih pos pemantauan yang ingin dituju, karena saat ini ada enam pos yang dibangun dan dijadikan tempat untuk melihat burung tersebut.

Ada petualangan menarik bagi pengunjung yang ingin melihat cenderawasih bercengkerama di hutan. Wisatawan harus mulai mendaki mulai pukul 04.30 WIT. Pos pemantauan terdekat bisa ditempuh sekitar tiga jam dengan berjalan kaki.

Cenderawasih kerap muncul di suatu kawasan tertentu pada pukul 06.00-07.00 WIT. Pada waktu seperti itu, burung-burung berbulu indah dan berwarna-warni tersebut bercengkerama satu sama lain dengan menari dan mengepakkan sayapnya. Itulah atraksi luar biasa yang akan membayar petualangan berjalan kaki sebelum matahari muncul di hutan Papua.

Aktifitas burung cenderawasih dimulai pada jam yang sama setiap harinya, sehingga wisatawan bisa memilih apakah akan memantau di pos pertama atau pos lainnya.

Pilihan pengunjung akan menentukan lamanya perjalanan.

Semua itu sudah diatur oleh pengelola tempat wisata di sana.

Ada enam jenis cenderawasih dapat dilihat langsung di hutan yang hingga kini masih terjaga keasliannya itu.

Cenderawasih yang dapat dilihat itu adalah cenderawasih mati kawat (Seleucidis melanoleucus), cenderawasih kuning kecil (Paradisaea minor), cenderawasih paruh-sabit paruh-putih (Drepanornis albertisi), cenderawasih raja (Cicinnurus regius), toowa cemerlang (Ptiloris magnificus), dan Cenderawasih belah-rotan (Cicinurus magnificus).

Pengelola Issyo Hills Bird Waching Alek Waisimon mengatakan, minat wisatawan, khususnya wisatawan mancanegara, untuk melihat langsung burung Cenderawasih di habitatnya terus meningkat.

Hampir setiap bulan ada kelompok wisatawan yang datang.

Apalagi saat ini musim burung cenderawasih kawin.

Selama Juni hingga September, wisatawan dapat melihat cenderawasih jantan, yang memiliki bulu lebih indah dibandingkan betina, mencari pasangan dengan mengepakkan sayapnya sambil bersiul.

Tidak mudah mendapatkan momen melihat langsung keceriaan burung surga itu di hutan yang masih terjaga keasliannya karena terkadang cuaca tidak mendukung.

“Saat hujan turun maka kita tidak bisa melihat dan mendapati burung tersebut,” kata Alek seraya mengaku di setiap pos pemantauan jenis burung cenderawasih yang ditemui berbeda.

Di posko pemantauan 1 dapat dilihat tiga jenis yakni cenderawasih mati kawat, cenderawasih minor dan cenderawasih raja, sedangkan di posko 6 ada cenderawasih toowa cemerlang.
Butuh dukungan

Peneliti cendrawasih Edoward Krisson Raunsay menyatakan apresiasinya atas upaya pelestarian burung cenderawasih yang disertai upaya menjaga lingkungan burung tersebut yang saat ini habitatnya makin terancam.

Menurut dia, apa yang dilakukan masyarakat di Nimbokrang, khususnya di Rhepang Muaib, harus didukung semua pihak.

Tanpa dukungan maksimal dalam menjaga habitatnya, maka bukan hanya hutan yang hilang, tapi juga burung-burung langka tersebut juga pasti punah.

Perambahan hutan atau pembukaan lahan yang disertai pengalihan fungsi lahan dapat menyebabkan punahnya habitat tersebut.

Edoward sangat berharap keberadaan ekowisata burung cenderawasih di Nimbokrang dapat menjadi model pengelolaan biodiversitas berbasis masyarakat yang efektif dan berkelanjutan.

Karena itulah ke depan perlu ada penguatan kapasitas masyarakat lokal sebagai pelaku utama ekowisata melalui pelatihan, penyuluhan, dan pemberdayaan ekonomi.

Juga perlu adanya pengembangan regulasi ekowisata yang ketat dan beretika, termasuk kuota kunjungan, waktu kunjungan, dan jarak pandang pengamatan untuk melindungi habitat dan perilaku satwa liar.

Integrasi dengan riset ilmiah dan pendidikan menjadikan ekowisata sebagai laboratorium lapangan untuk penelitian burung cenderawasih dan pelestarian habitat hutan tropis Papua.

Selain itu juga perlu penciptaan insentif konservasi agar manfaat ekonomi langsung terasa oleh masyarakat lokal sebagai kompensasi terhadap praktik menjaga hutan dan tidak berburu satwa liar.

“Dengan pendekatan yang tepat, ekowisata ini dapat menjadi pilar pembangunan berkelanjutan yang menghormati budaya lokal, menjaga warisan alam Papua, serta memperkuat posisi Indonesia dalam konservasi global,” kata Edoward Krisson Raunsay yang mengajar di FKIP Universitas Cenderawasih di Abepura, Kota Jayapura.

Selain di Rhepang Muaib ada beberapa lokasi untuk menyaksikan kepakan sayap burung cenderawasih beserta kicauannya yakni di Kabupaten Kepulauan Yapen.

Memang ada beberapa lokasi yang bisa dikembangkan menjadi ekowisata seperti halnya yang dilakukan di Rhepang Muaib sehingga selain menjaga habitat burung cenderawasih juga memberikan nilai tambah bagi masyarakat.

“Mudah-mudahan keberadaan ekowisata di Issyo Hills selain dapat menjaga ekosistem burung cenderawasih beserta hutannya juga memberikan pendapatan kepada masyarakat di sekitarnya,” kata Edoward Krisson Raunsay yang mengaku sudah pernah berkunjung ke kawasan itu bersama mahasiswa FKIP Uncen untuk meneliti tentang burung cenderawasih. (ant)

Jumlah Pengunjung: 47

Read Entire Article
Sumut Bermartabat| Timika Hot | | |