Uskup Terpilih Timika Mgr. Bernardus Ungkap Tiga Karya Apostolik Paus Fransiskus

1 day ago 8

JABAT TANGAN – Paus Fransiskus (kanan) berjabat tangan menerima kedatangan Uskup terpilih Keuskupan Timika, Mgr. Dr. Bernardus Bofitwos Baru, OSA (FOTO: ISTIMEWA/TIMEX)

TIMIKAEXPRESS.id – Uskup terpilih Keuskupan Timika, Mgr. Dr. Bernardus Bofitwos Baru, OSA, menyampaikan kesan dan pesan atas sosok pemimpin umat Katolik sedunia mendiang Paus Fransiskus.

Mgr. Bernardus, Uskup putra asli Papua dari Ordo Santo Augustinus (OSA), juga mengungkap rahasia pesan penting Sri Paus bagi umat Katolik saat melakukan kunjungan apostolik di Vanimo, tapal batas negara Indonesia dan Papua Nugini pada September 2024 lalu.

“Ada tiga karya Paus Fransiskus yang memberikan kontribusi kepada gereja universal, secara khusus kepada gereja di Indonesia dan di Papua. Tiga karya yang sangat berguna, bermanfaat, dan relevan dalam kondisi dunia saat ini, yaitu ensiklik atau Surat Apostolik Paus Fransiskus,” ujar Mgr Bernardus melalui kanal Youtube Komisi Sosial (Komsos) Keuskupan Timika, dan dikutip media ini, Kamis (24/4/2025).

Disebutkannya, ada tiga kontribusi Sri Paus bagi gereja universal, yaitu: Pertama, Ensiklik Lumen Fidei yang dikeluarkan tahun 2013 tentang terang iman.

Inti ensiklik ini ialah pokok-pokok atau prinsip-prinsip iman Katolik/kristen yang diajarkan oleh Kristus dan diwariskan oleh para Rasul yang didalami dan diberi bobot Sri Paus kemudian diteruskan gereja hingga saat ini,

Dalam konteks umat Katolik, termasuk umat Katolik di Indonesia dan Papua, ajaran-ajaran, prinsip-prinsip tersebut kemudian diteruskan kepada umat Katolik bagaimana orang beriman mengandalkan Tuhan dalam seluruh perjalanan hidup.

Bahkan hidup manusia merupakan peziarahan menuju rumah pada abadi di surga.

“Karena itu, hidup di dunia bukanlah tujuan tetapi adalah sarana perjalanan kesaksian hidup tentang iman. Itulah yang diajarkan Sri Paus melalui Ensiklik Lumen Fidei,” kata Uskup Bernardus, Ketua Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi (STFT) Fajar Timur, Abepura, Jayapura, Papua.

Kedua, Ensiklik Laudato si’ yang dikeluarkan tahun 2015. Dalam ensiklik tersebut, ujar Uskup Bernardus, Paus Fransiskus menegaskan prinsip-prinsip hakiki relasi antara manusia dengan alam, alam dengan manusia, dan alam dengan Sang Pencipta serta manusia dengan Sang Pencipta.

“Alam, hutan dengan seluruh kosmos bukan sekadar bermakna secara ekonomi tetapi ada nilai-nilai lain,ada makna sosiologi, antropologi, kebudayaan, ilmu pengetahuan bahkan kesehatan. Karena itu, alam tidak boleh dirusak begitu saja, tapi harus dilindungi, dirawat dan dipelihara. Apalagi kita di tanah Papua,” ujar Uskup Bernardus.

Oleh karena itu, menurut Uskup Bernardus, semua pihak perlu membaca ensiklik ini sehingga menjadi patokan, pegangan dalam kebijakan terhadap ekologi, alam.

Alam tidak begitu saja dieksploitasi demi mengejar kepentingan ekonomi semata karena kerusakan alam adalah kerusakan seluruh ekosistem dan juga mempengaruhi hidup manusia.

Ketiga, Ensiklik Fratelli tutti yang dikeluarkan tahun 2020.

Isi ensiklik ini mengajak persahabatan, persaudaraan universal dengan semua orang, siapa saja dari latar belakang agama, suku, bahasa, ras hingga status sosial.

Bahwa kita adalah manusia yang punya tugas dan tanggung jawab kolektif membangun persaudaraan antara satu dengan yang lain.

“Tuhan menciptakan kita satu. Persaudaraan untuk satu tujuan untuk bahagia bersama dengan Tuhan. Karena itu, kita tidak boleh membeda-bedakan satu sama lain. Itulah yang Paus tulis dalam dokumen Ensiklik Fratelli tutti, khususnya bersama dengan sesama saudara kita umat Muslim. Inilah tiga ensiklik yang sangat penting dan relevan bagi Indonesia, khususnya kita di Papua,” ujar Uskup Bernardus.

Uskup Bernardus juga buka rahasia pesan penting saat Sri Paus melakukan kunjungan apostolik di Valimo, perbatasan Papua (Indonesia) dan Papua Nugini. Sri Paus mengatakan alam di Papua sangat indah, mempesona, mengagumkan tetapi alamnya harus dijaga dan dilindungi.

“Alam tidak boleh dirusak begitu saja oleh kepentingan-kepentingan ekonomi semata. Orang-orang di sini (tanah Papua) sangat polos, hatinya jujur, apa adanya, hidup dengan alam apa adanya, maka hati dan sifat-sifat ini diwariskan terus-menerus kepada generasi berikutnya,” ujar Uskup Bernardus.

Uskup Bernardus menambahkan, hal tersebut penting karena hati manusia kadang mudah dibelokkan oleh kepentingan, egoisme, ambisi bahkan dendam di hati satu sama lain.

Itulah  pesan Sri Paus kepada umat Katolik dan umat manusia yang diingat sang Uskup saat lawatan apostolik Paus di Papua Nugini September 2024.

“Terima kasih, Bapa Paus karena sudah datang di tanah Papua. Meskipun tidak injakkan kaki di tanah Papua, Indonesia tetapi di Vanimo yang berbatasan langsung dengan Indonesia dan Papua Nugini. Kehadiran Bapa Paus juga sudah memberikan kami umat Katolik Keuskupan Jayapura serta keuskupan-keuskupan lain di tanah Papua yang hadir berkat berlimpah di Vanimo,” katanya.

Uskup Bernardus juga berdoa dan berharap agar pesan-pesan Sri Paus dihayati, diwariskan, dan dilanjutkan umat Katolik tanah Papua dalam perjalanan dan ziarah hidup selanjutnya. Baik oleh para Uskup, pastor, biarawan dan biarawati, umat, dan semuanya.

“Terima kasih, Bapa Paus atas doa dan perhatiamu kepada kami semua. Atas nama seluruh umat Keuskupan Timika, saya sebagai Uskup terpilih  mengucapkan turut berduka cita berpulangnya Bapa Suci Paus Fransiskus,” ujar Uskup Bernardus.

Menurutnya, umat Katolik Timika merasa kehilangan seorang figur iman, seorang murid Kristus sejati yang sungguh militan dan berani mewartakan nilai-nilai Injil.

Oleh karena itu, mewakili umat sang Uskup menghantar kepergian Bapa Paus ke Allah Bapa di Surga, ke rumah Abadi dengan doa-doa kami.

“Semoga Bapa Paus mendoakan kami yang masih dalam peziarahan di dunia ini,” ujarnyha. (*/)

Jumlah Pengunjung: 21

Read Entire Article
Sumut Bermartabat| Timika Hot | | |