Mayjen TNI Kristomei Sianturi (FOTO: GREN/TIMEX)
TIMIKAEXPRESS.id – Juru Bicara (Jubir) Tentara Pembebasan Nasional Papiua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), Sebby Sambom menganulir pernyataan Tentara Nasional Indonesia (TNI) terkait operasi militer di Intan Jaya yang menewaskan 18 anggotanya (TPNPB-OPM-Red).
Sebby Sambom dalam pernyataanya yang diterima media ini, 18 Mei 2025 lalu, menegaskan bahwa belasan korban tewas, itu bukan merupakan anggota mereka, melainkan warga sipil di Distrik Hitadipa dan Sugapa, Kabupaten Intan Jaya.
“18 anggota TPNPB-OPM yang ditembak mati oleh militer Indonesia di Intan Jaya pada 13 Mei 2025 itu tidak benar. Yang benar hanya tiga anggota TPNPB-OPM yang gugur, dua diantaranya mengalami luka-luka,” tegas Sebby Sambom.
Ia menyebut anggota TPNPB-OPM yang gugur, yaitu Gus Kogoya, Notopinus Lawiya dan Kanis Kogoya.
Sementara Tinus Wonda dan Dnu-Dnu Mirip hanya mengalami luka-luka, dan mereka kini berada di markas TPNPB-OPM, dan sedang dirawat.
Lanjut Sebby, kontak tembak yang terjadi pada Selasa, 13 Mei 2025 sekitar pukul 04.00 WIT, itu terjadi lantaran adanya operasi yang dilakukan pihak militer Indonesia di Kampung Titigi, Kampung Ndugusiga, Kampung Jaindapa, Kampung Sugapa Lama dan Kampung Zanamba.
Ia menilai operasi itu dilakukan secara brutal, lantaran penembakan dilakukan secara liar saat warga sedang beristirahat (tidur-Red).
Sebby menambahkan, dari operasi yang dilancarkan militer Indonesia menyebabkan satu keluarga, yaitu Junite Zanambani terkena tembakan pada lengan kanan, dan anak laki-lakinya, Minus Yegeseni, tertembak dibagian telinga.
Selain itu, Nopen Wandagau tertembak di bagian tangan, serta satu orang lainnya juga tertembak.
Para korban tertembak ini dilaporkan telah dievakuasi ke salah satu rumah Klasis di Hitadipa.
Lanjut Sebby, adapula korban yang diduga diculik saat waktu subuh di Distrik Hitadipa, diantaranya seorang gembala Elisa Wandagau, Kepala Kampung Hitadipa, Ruben Wandagau, dan seorang nenek bernama Mono Tapamina.
‘’Para korban ini dilaporkan telah ditembak hingga tewas dan jasadnya dikremasi atau dibakar,’’ tandasnya.
Sementara Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayor Jenderal (Mayjen) TNI Kristomei Sianturi mengklaim bahwa pihaknya telah berhasil mengidentifikasi 18 korban tewas yang merupakan anggota TPNPB-OPM dalam operasi militer di Intan Jaya beberapa waktu lalu.
Kristomei kepada awak media di Rimba Papua Hotel (RPH) pada Rabu lalu mengatakan warga di lokasi kontak tembak pun telah mengakui bahwa 18 korban tewas dalam operasi penegakkan hukum adalah bukan masyarakat asli di lokasi tersebut.
“Kalau masyarakat lokal disitu kan pasti tahu mereka. Jadi 18 orang tewas itu termasuk dalam kelompok-kelompok OPM,” ujarnya
Menambahkan hal itu sudah dikonfirmasi secara benar dan pasti.
Hanya saja Mayjen Kristomei tidak merincikan identitas jelas dari 18 korban tewas dalam operasi yang lakukan tim Koops Habema di Intan Jaya tersebut. (via)
Jumlah Pengunjung: 24