Masyarakat Pegunungan Desak Layanan Penerbangan Bersubsidi Kembali Dibuka, Bupati Mimika: Secepatnya Diurus

2 days ago 13

TEMUI MASYARAKAT – Bupati Mimika, Johannes Rettob saat menemui ratusan warga dari 4 distrik yang menggelar aksi demo di halaman Kantor Dishub Mimika, Selasa (29/4/2025) (FOTO: GREN/TIMEX)

TIMIKAEXPRESS.id – Ratusan warga dari empat distrik wilayah pegunungan, yakni Distrik Jila, Hoeya, Alama, dan Distrik Tembagapura, yang tergabung dalam Tim Peduli Pelayanan Penerbangan Subsidi Kabupaten Mimika, menggelar aksi damai di kantor Dinas Perhubungan (Dishub) pada Selasa (29/4/2025).

Aksi massa tersebut mempertanyakan kejelasan terkait masalah penerbangan bersubsidi yang sudah lebih 2 tahun tak kunjung tuntas.

Ratusan massa yang menyeruduk kantor Dishub Mimika di Jalan C. Heatubun sejak Selasa pagi kemarin, pun bertahan hingga ditemui Bupati Mimika, Johannes Rettob untuk memberikan penjelasan.

Kurang lebih dua jam menunggu, Bupati Johannes Rettob, didampingi Kapolres Mimika, AKBP Billyandha Hildiario Budiman pun tiba, dan langsung menemui massa.

Dihadapan ratusan massa, Bupati John Rettob menyampaikan apresiasi kepada masyarakat dari empat distrik wilayah pegunungan, karena telah menyampaikan aspirasinya dengan aman dan tertib.

“Saya paham betul karena sudah sekian lama masyarakat terisolasi karena terbatasanya akses penerbangan ke wilayah pegunungan,” ujarnya.

Dihentikannya penerbangan perintis (bersubsidi) selama lebih 2 tahun akibat berbagai masalah, termasuk insiden penembakan terhadap Pilot Maskapai Susi Air, dan pembakaran helikopter di Distrik Alama dan Hoeya, sehingga masyarakat dari empat distrik wilayah pegunungan mengalami kesulitan, bahkan terisolir.

“Kami (Pemerintah-Red) akan memberi perhatian serius, termasuk mencari solusi atas permasalahan ini, serta berkoordinasi dengan jajaran TNI-Polri unutk memastikan keamanan wilayah di empat distrik tersebut dari segala potensi ancaman gangguan, sehingga secepatnya diurus, dan masyarakat kembali menikmati layanan penerbangan seperti sebelumnya,” ungkap John Rettob.

Bupati John Rettob dengan nada bijak, pun berharap masyarakat untuk bersabar.

“Saya akan buka akses supaya pesawat terbang kembali layani masyarakat pegunungan,” janji Bupati John Rettob, karena ia begitu memahami betapa susah dan sulitnya jika tidak ada akses penerbangan dari dan ke wilayah pegunungan.

Dikatakan pula, soal stigma (cap buruk) zona merah harus dihilangkan, dan masyarakat harus mendukungan serta menjamin keamanan dari masyarakat di wilayahnya masing-masing.

“Saya akan koordinasi dan diskusi dengan jajaran TNI-Polri untuk pastikan, kalau situasi aman, maka maskapai pasti akan mau dan kembali melayani masyarakat, asalkan masyarakat turut serta menjamin keamanan bila nanti penerbangan perintis kembali dibuka,” serunya.

Dengan waktu satu bulan yang diberikan untuk menyelesaikan masalah ini, maka pemerintah melalui koordinasi dengan TNI-Polri akan mencari solusi yang terbaik.

“Saya juga mau sampaikan bahwa pembangunan Lapter (Lapangan Terbang) di Bela dan Hoeya akan tetap dilanjutkan tahun ini. Termasuk rencana uji pendaratan pesawat di Lapter Jila akan dilaksanakan pekan depan, sebab fasilitasnya sudah ready (siap). Ini semua agar masyarakat segera menikmati layanan penerbangan,” ungkapnya.

Hanya saja, Lapter Oroanop hanya bisa dilayani pesawat jenis Pilatus seperti Susi Air yang bisa beroperasi di sana (Aroanop).

Namun, maskapai Susi Air sejak insiden di Alama dan Hoeya, terpaksa meghentikan layanan penerbangan karena alasan keamanan.

“Yang pasti kami akan berupaya mencari maskapai lain yang bersedia layani rute penerbangan untuk layani masyarakat. Kami akan berusaha semaksimal mungkin agar masyarakat dilayani dengan baik,” katanya.

Dijelaskan pula, penerbangan bersubsidi bagi masyarakat Mimika, sebelumnya telah berjalan dengan dukungan dari Kementerian Perhubungan (Kememhub).

Hanya saja operasional penerbangan secara teknis sangat tergantung pada jenis pesawat, kondisi alam, kondisi Lapter, termasuk ketersediaan operator.

Ihwal insiden di Alama dan Hoeya, Kemenhub tidak lagi melayani penerbangan subsidi, dan anggarannya dicabut.

Namun, Pemkab Mimika berinisiatif mulai tahun ini akan kembali menganggarkan penerbangan subsidi untuk melayani masyarakat di empat distrik wilayah pegunungan.

“Yang kita alami, biar kita bayar mahal juga, tapi operatornya tidak mau. Ini yang kita masih terus lobi supaya bisa layani masyarakat di pegunungan secara maksimal,” demikian Bupati John Rettob. (via)

Jumlah Pengunjung: 34

Read Entire Article
Sumut Bermartabat| Timika Hot | | |