KOMUNI PERTAMA – Pastor Rinto Dumatubun, Pr didamping Pastor Gusti Rumsori, Pr, serta para asisten imam memberikan hosti, Sakramen Ekaristi (Komuni Pertama) kepada 136 putra-putri Katolik di Gereja Katedral Tiga Raja Timika, Minggu (22/6/2025) (FOTO: GREN/TIMEX)
TIMIKAEXPRESS.id – Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus, Minggu (22/6/2025), menjadi momen istimewa bagi 136 anak di Paroki Katedral Tiga Raja Timika yang menerima Komuni Pertama.
Sejumlah 136 anak menerima Komuni Pertama di Gereja Katedral Tiga Raja, dan sebelumnya 144 anak menerima Komuni Pertama di Gereja Katolik St. Stefanus Sempan pada Minggu (15/6/2025).
Perayaan Ekaristi di Gereja Katedral Tiga Raja, dimulai tepat pukul 09.00 WIT, dan berlangsung selama lebih 2 jam.
Misa yang khidmat dan meriah dipimpin oleh RD Rinto Dumatubun, didampingi RD Gusti Rumsori.
Perayaan ekaristi diikuti ratusan umat Katolik dari paroki setempat.
Anak-anak pemerima Komuni Pertama sebelumnya telah menjalani masa persiapan yang intensif sejak Bulan Mei hingga Juni 2025 oleh para pembimbing rohani.
Selama masa persiapan, anak-anak dibekali dengan pemahaman tentang Ekaristi Kudus, dan berbagai persiapan penting lainnya untuk bersatu dengan Kristus melalui Sakramen Ekaristi.
Pada akhir masa pembinaan, anak-anak menjalani serangkaian tes untuk memastikan pemahaman dan kesiapan mereka dalam menerima Komuni Pertama.
Mereka juga menerima Sakramen Rekonsiliasi sebelum menyambut Kristus dalam Ekaristi.
Dalam homili (khotbah) misa penerimaan Komuni Pertama di Gereja Katedral Tiga Raja, RD Rinto Dumatubun merefleksikan bacaan Injil Lukas 9 : 11b -17 tentang Yesus memberi makan 5.000 orang.
Ia mengatakan, dalam kehidupan bersama, sering timbul masalah yang membuat orang tidak mau menyelesaikannya secara baik-baik, bahkan melarikan diri dari masalah tersebut.
Ironisnya lagi, banyak orang dengan mudah ingin mencuci tangan, dengan mengatakan, “Itu kan bukan masalah dan urusanku”.
Untuk itu, pesan RD Rinto kerap ia disapa, dalam upaya menyelesaikan permasalahan yang terjadi, orang hanya tampil dalam pencitraan, tanpa menyetuh akar masalahnya.
“Menyimak Injil Lukas dalam Perayaan Tubuh dan Darah Kristus ini, masalah itu juga dialami oleh para murid Yesus. Disaat banyak orang hadir dalam mendengarkan Yesus berbicara tentang kerajaan Allah, dan meminta pertolongan darinya untuk disembuhkan, namun saat itu banyak orang yang belum makan,” ujarnya.
Karenanya, ke-12 rasul berkata kepada Yesus, suruhlah banyak orang itu pergi ke kampung-kampung untuk menginap dan mencari makan.
Tetapi Yesus berkata kepada mereka, “Kamu harus memberi mereka makan”. Ajakan Yesus ini menjadi tanggungjawab murid-murid-Nya, bukan sekedar tugas ataupun cuci tangan atas situasi yang terjadi”.
RD Rinto menyebut secara manusiawi, para murid Yesus tidak bisa memberi makan kepada orang banyak itu, dan situasi yang terjadi saat itu membuat Yesus menggandakan makanan yang telah tersedia.
“Bukan cukup, tetapi malah berlebihan, malah tersisa dua bakul. Yang penting bagi Yesus adalah para murid sadar dan mau tanggung jawab, peduli, dan turun tangan mengatasi kesusahan dan kesulitan sesame manusia, selebihnya biarkan Tuhan yang menyelesaikannya,” ungkapnya.
RD Rinto pun berpesan kepada 136 anak penerima Komuni Pertama, bahwa Tubuh dan Darah Kristus yang diterima akan bersatu dalam diri anda.
“Kalau sudah bersatu harus bertindak, berkata sesuai dengan kehendak Yesus, karena Yesus sudah tinggal di dalam dirimu, maka kita bersatu dengan Kristus yang mendorong kita untuk berubah, seperti Kristus yang memberikan diri-Nya bagi sesama,” pesannya.
Dipesan pula kepada setiap anak yang menerima Komuni Pertama dipanggil untuk menolong orang lain dengan tulus, guna membangkitkan apa yang dimiliki-Nya.
Komuni Kudus yang diterima akan bermanfaat, jika kita dengan senang hati melaksanakan tugas dan tanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari.
“Setelah menerima Komuni Kudus, anak-anak harus rajin cuci piring, rajin membersihkan rumah dan halaman, rajin sekolah, patuh terhadap orang tua, dan memberi pujian kepada teman, bukan membuli teman. Termasuk saling memperhatikan, dan bukan saling mempersalahkan satu sama lain. Hal demikian membuat ekaristi adalah iman kita,” serunya.
Penerimaan Komuni Pertama bagi 136 anak ini bukan hanya merupakan tonggak baru dalam perjalanan kehidupan rohani mereka, tetapi mengingatkan keluarga mereka dan kita semua akan pentingnya mendidik generasi muda dalam iman yang kokoh, agar mereka dapat tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang setia dan penuh kasih, siap melayani Tuhan, Gereja dan sesama.
Perayaan Ekaristi Kudus dan upacara penerimaan Sakramen Komuni Pertama berlangsung khidmat dan meriah. (via)
Jumlah Pengunjung: 7