Kantor BPS di Jalan Hasanuddin (FOTO: ELISA/TIMEX)
TIMIKAEXPRESS.id – Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Mimika mencatat inflasi masih terjadi pada November 2024.
Adapun tingkat inflasi year-on year (y-on-y) mencapai 4,28 persen dengan perkembangan Indeks Harga Konsumen sebesar 110,21.
Ini mengalami kenaikan dari IHK pada November 2023 sebesar 105,69.
Sementara inflasi month-to-month (m-to-m) tercatat sebesar 0,16 persen.
Sedangkan inflasi year-to-date (y-to-d) tercatat di angka 3,69 persen.
Barbara Claudia Tiffany Barends, STT selaku Statistik Alih Muda pada BPS Mimika dalam keterangan tertulis yang diterima Timika eXpress, Selasa (3/12/2024), mengatakaninflasi y-on-y terjadi akibat adanya kenaikan harga pada sejumlah kelompok atau indeks pengeluaran, meliputi kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 6,84 persen.
Termask kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,01 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 2,08 persen.
Kelompok kesehatan naik sebesar 8,73 persen, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 1,43 persen, kelompok pendidikan sebesar 1,09 persen.
Sementara kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 4,31 persen, serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 12,31 persen.
Kendati demikian, ada beberapa kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, seperti perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga turun 0,22 persen.
Kelompok transportasi juga turun 1,27 persen.
Sementara rekreasi, olahraga, dan budaya turun 2,20 persen.
Barbara menambahkan, komoditas dominan dan memberi andil terhadap inflasi y-on-y, yaitu daging babi, perhiasan emas, beras, bawang putih, tarif laboratorium, ikan gembung dan cabai rawit.
Lainnya, tomat, bawang merah, telur ayam ras dan mobil.
Dicatat pula beberapa komoditas yang memberikan sumbangan deflasi y-on-y, diantaranya angkutan udara, bahan bakar rumah tangga, kangkung, tempe, dan mie kering instan.
“Tetapi, pada skala m-to-m, inflasi didorong oleh kenaikan harga komoditas seperti cabai rawit, tomat, emas perhiasan, dan ikan bawal. Kalau deflasi m-to-m, ini terjadi pada komoditas sayuran seperti kangkung, bayam, terong, dan kol putih,” jelasnya.
Inflasi yang menunjukkan adanya kenaikan harga berbagai barang kebutuhan dan jasa, tentnya dapat memengaruhi daya beli masyarakat.
Untuk itu, pemerintah dan stakeholder terkait perlu mengantisipasi agar kelompok rentan, khususnya masyarakat dengan penghasilan rendah, tidak terlalu terdampak dengan adanya lonjakan harga kebutuhan pokok. (bob)
Jumlah Pengunjung: 3