LAPORAN – Tangkapan layar – Ketua Komite Eksekutif Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus Papua (KEPP OKP) Velix Wanggai (kanan) memberikan laporan kepada Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara, Jakarta, Selasa (16/12/2025). (ANTARA/HO-Youtube Sekretariat Presiden)
JAKARTA, TIMIKAEXPRESS.id – Ketua Komite Eksekutif Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus Papua (KEPP OKP) Velix Wanggai mengatakan bahwa Papua tidak semata dipandang dari aspek ketertinggalan dan keterpencilan, melainkan sebagai bagian strategis masa depan Indonesia.
“Membicarakan Papua adalah membicarakan tentang masa depan Indonesia, tentang masa depan ekonomi, masa depan energi, masa depan pangan, dan tentu adalah masa depan Indonesia di kawasan Pasifik dalam konteks geopolitik maupun geoekonomi dan geostrategis,” kata Velix saat memberikan laporan kepada Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara, Jakarta, Selasa.
Velix mengatakan pihaknya terus membangun komunikasi intensif dengan para kepala daerah di Tanah Papua.
Ia pun menjelaskan sejumlah agenda prioritas yang telah disepakati.
Agenda pertama, yakni penguatan program quick wins yang berakar pada budaya dan partisipasi masyarakat Papua yang disebut asta cita rasa Papua.
“Contohnya seperti tadi harapan dari Bapak Kepala BGN untuk 2.572 SPPG di Tanah Papua, kami ingin bahwa harus ada rasa Papua-nya, pelibatan gereja, sehingga ekonomi jemaat juga berputar, kemudian ekonomi kampung berputar. Tentu ini akan menjadi sebuah sentuhan yang menyentuh simpul-simpul petani, nelayan, buruh, maupun pola logistik lokal di Tanah Papua,” katanya.
Agenda kedua difokuskan pada perlindungan sosial dan keberpihakan langsung kepada orang asli Papua seperti bantuan langsung tunai.
Sementara untuk Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan juga menjadi poin penting dalam agenda prioritas tersebut.
“Tentang BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan yang harus universal health coverage, terutama saudara-saudara kita para pendeta, kemudian penatua, kemudian nelayan, buruh yang kemudian selama ini masih terbatas untuk masuk sebagai iuran BPJS Kesehatan dan ini harus menyentuh orang asli Papua,” jelasnya.
Selain itu, KEPP OKP juga mendorong penguatan ekonomi lokal dari hulu ke hilir dengan penetapan satu produk unggulan di setiap kabupaten/kota.
Tidak hanya itu, KEPP OKP mendorong pembentukan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru melalui kawasan ekonomi strategis dan industri di berbagai wilayah Papua.
“Kami juga membahas dengan beberapa gubernur, beberapa bupati, untuk mengusulkan kawasan ekonomi strategis baru lagi selain di Sorong, tapi ada Biak untuk menjadi pintu gerbang kita kawasan pasifik.
Kemudian di Pegunungan Bintang, kemudian di Merauke, di Kaimana, sehingga ini menjadi satu pergerakan ekonomi yang baik di rusuk, di tengah, di pesisir utara maupun di selatan.
Termasuk gagasan untuk sebuah free trade zone yang juga bisa mendukung investasi untuk masa depan Indonesia,” ucapnya.
Menutup laporannya, Velix memaparkan peta jalan lima tahun percepatan pembangunan Papua, mulai dari target program MBG sebagai pemantapan quick wins hingga mendorong investasi lokal sehingga dapat terbentuk pusat pertumbuhan ekonomi baru.
“Kemudian pada 2027 untuk investasi lokal, kemudian investasi ekonomi lokal sehingga bisa ada PAD, pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru. Kemudian pada 2028 dan juga untuk aspek perlindungan sosial, dan terakhir adalah 2029 ini tahun politik,” ujarnya. (ant)
Jumlah Pengunjung: 15

6 hours ago
5
















































