Setahun, 12.000 Pencaker Mengadu Nasib di Mimika

1 week ago 23

TIMIKAEXPRESS.id – Jumlah Pencari Kerja (Pencaker) di Kabupaten Mimika, Papua Tengah setiap tahunnya meningkat.

Hal ini terlihat dari bursa kerja dengan banyaknya Pencaker yang mengurus kartu kuning sebagai syarat kerja.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Mimika, Paulus Yanengga, mengatakan secara akumulatif, dalam setahun jumlah Penkacer yang mengadu nasib di Mimika rata-rata 9.000 sampai 12.000 orang.

Data jumlah Pencaker di Mimika ini merupakan yang tertinggi di Papua.

Adapun data terbaru, jumlah Pencaker periode Januari hingga akhir Februari 2024 tercatat sebanyak 1.038 orang.

“Kalau akumulasi hingga Maret saat ini sudah mencapai 1.242 Pencaker,” terangnya menambahkan jumlah Pencaker triwulan pertama tidak terlalu signifikan karena tahun politik.

Dibandingkan sebelumnya, sepanjang tahun 2024, data jumlah Pencaker mencapai lebih 9.000 orang.

Jumlah ini terus mengalami kenaikan sejak 2023 lalu, yaitu 9.000-an Pencaker.

Sayangnya, dari jumlah Pencaker yang terdata, presentase Orang Asli Papua (OAP) sangat minim, karena didominasi Pencaker non Papua.

Meski demikian, dalam proses atau pengurusan kartu kuning, Pencaker, khususnya non OAP harus menunjukan keterangan berdomisili di Mimika.

“Jadi, mereka yang ber KTP-elektronik luar Timika, itu syarat ketentuannya harus ada surat keterangan domisili di Mimika, tanpa itu tidak bisa urus kartu kuning,” tegasnya.

Terus meningkatnya jumlah Pencaker di Timika karena ada banyak Pencaker yang  masuk Timika, baik melalui transportasi laut kapal Pelni, pun melalui penerbangan udara.

“Jadi, banyaknya penduduk yang masuk ikut mempengaruhi jumlah Pencaker di Mimika,” katanya.

Menyikapi kondisi ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mimika Tengah menjadikan pengangguran terbuka dan angka kemiskinan sebagai isu strategis pembangunan tahun 2025.

Dikatakan pula, jika jumlah pengangguran bertambah, tentu mempengaruhi angka kemiskinan.

“Kenapa angka pengangguran terbuka di Timika masih tinggi, itu karena masuknya Pencaker dari luar Timika. Kita susah menurunkan angka pengangguran terbuka karena Pencaker terus berdatangan untuk mengadu nasib di Mimika,” paparnya.

Ia berharap dengan adanya pemekaran wilayah di Papua, tentu akan berpengaruh pada distribusi tenaga kerja, sebab Pencaker di Papua tertinggi di Mimika.

“Harapan kami akan ada pergeseran Pencaker setelah pelantikan kepala daerah termasuk di Mimika. Kami sudah dengan tangan terbuka menerima apabila ada investor yang masuk dan berinvestasi di Mimika. Karena kondisi serupa juga dialami daerah lain di Indonesia,” ungkapnya.

Termasuk kepada pelaku usaha yang sudah jalan dan menyerap tenaga kerja, diharapkan ke depan tetap berjalan bagus.

Menjawab Timika eXpress terkait rencana didirikan pabrik semen dan keramik, yang pastinya menyerap ribuan tenaga kerja, Paulus kerap ia disapa menjawab masih ada banyak hal yang harus dipersiapkan perusahaan terkait, baik Amdal, kajian akademik dan lainnya. (vis/cut)

Jumlah Pengunjung: 69

Read Entire Article
Sumut Bermartabat| Timika Hot | | |