Kendali Pengelolaan Wisata Pendakian, Harus Ada Anak Amungme

1 month ago 68

Jan Magal
FOTO: INDRI/TIMEX

TIMIKAEXPRESS.id – Menanggapi perkembangan kurang Lebih 17 tahun Hadir di Timika dan terbukanya jalur pendakian gunung cartenz sudah masuk 10 Tahun, berjalan tanpa ada campur tangan anak adat pemilik Hak ulayat.

Oleh karena itu, sebagai pemilik hak ulayat, tahun ini, memutuskan agar hal-hal yang terkait dengan pemasaran, Travel dan Wab wisata pendakian, yang handle perusahaan tertentu, tetapi untuk masuk keluar di Kabupaten Mimika harus melalui anak adat, Amungme selaku pemilik gunung.

“Memang beberapa waktu lalu ada pengaduan dari masyarakat ke Lemasa memprotes soal wisata pendakian ini, sebagai lembaga Representatif dari masyarakat Adat Suku Amungme, kami berdiri ditengah-tengah untuk melakukan negosiasi antara pihak-pihak terkait guna mencari solusi terbaik ,”ujar Jan Magal Sekretaris Lemasa, saat menghubungi Timika eXpres, Minggu (23/2/2025)

Tujuan dari negosiasi antar pihak, Lemasa berkeinginan agar jalur pendakian gunung Cartenz bisa dibuka kembali, tetapi syaratnya harus ada keterlibatan anak Amungme sebagai pelaku pengelolaan bukan penonton atau pengikut perusahan lain

“Memang pernyataan sikap sudah diangkat dari masyarakat beberapa waktu lalu yang menentang adanya wisata pendakian, sehingga sebagai lembaga adat, kami sudah menerima Surat penolakan tersebut,” terangnya

Bahkan beberapa waktu lalu, ada surat dari perusahaan, yang masuk ke Lemasa , isi surat mengenai permintaan ijin kepada pihak lembaga, bedasarkan permohonan dari Polda Papua untuk mengaktifkan kembali jalur pendakian

“Memang ada surat yang masuk, dan setelah kami selidiki, lembaga menemukan keganjilan tidak terdapat nomor surat dan cap basah,”katanya.

“Surat tersebut tidak sesuai prosedur, kami tahu bahwa banyak persoalan yang terjadi, banyak wisatawan akhirnya tertahan di Mimika, tentu saja kami juga tidak inginkan hal tersebut, tetapi kita selalu ingatkan kepada siapapun yang ingin masuk kesatuan wilayah agar meminta ijin kepada pemilik hak ulayat melalui Lembaga Adat, karena kehadiran Lembaga bekerja Profesional dan berpegang pada Nilai-nilai Adat yang berlaku ,”tegasnya

Untuk itu lanjut Jan, kedepan semua perusahaan yang akan beroperasi di wilayah gunung, harus ngebel ke perusahan milik anak daerah.

“Sebenarnya kami dari lembaga senang karena kali ini, ada beberapa orang Papua kurang lebih 6 orang ikut terlibat dalam pendakian, sehingga kami usahakan tahapan pertama, wisatawan ini sudah bisa naik,” katanya lagi.

Lembaga juga akan berusaha agar kedepan ada regulasi baru terkait ijin masuk keluar gunung cartenz, dan pastinya akan disampaikan secara resmi kepada pihak terkait dalam hal ini, Disparbudpora, dan perusahaannya Buyang mengangkut wisatawan, tetapi pastinya Lemasa mendukung anak-anak Amungme yang mau bergabung atau focus usaha di bidang wisata pendakian maupun terlibat pendakian.

Sebab tujuan dari itu, agar nilai destinasi wisata yang menjadi kebanggaan atau Pujaan hati Suku Amungme ini bisa membawa Papua terkhusunya Mimika dikenal dimata dunian

Sehingga hal -hal posisi bisa diperoleh, karena itu, bisa memberikan peningkatan ekonomi terhadap masyarakat dan Pembangunan Mimika, seperti kota Wisata di Indonesia, juga ada Peluang Besar untuk mengembangkan Nilai-Nilai yang di pegang oleh Suku Amungme terhadap Gunungnya seperti: Nilai Religi, Nilai Dongeng, Nilai Kepercayaan Amungme terhadap Gunungnya dan Nilai Story yang harus di kembangkan oleh anak daerah, Cukup Hasil SDA Ekspor keluar tapi Nilai Destinasi Wisata juga bawah keluar sehingga Masyarakat Amungme hanya penjaga.(eno)

Jumlah Pengunjung: 11

Read Entire Article
Sumut Bermartabat| Timika Hot | | |