FOTO BERSAMA – Ketua FKUB Mimika, Jeffrey C. Hutagalung didampingi Kepala Distrik Kwamki Narama, Yulius Hagabal Niwilingame dan tamu undangan, Senin (14/4) (FOTO: IST/TIMEX)
TIMIKAEXPRESS.id – Upaya memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa terus digencarkan oleh Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Mimika, melalui sosialisasi Wawasan Kebangsaan dan doa bersama lintas agama.
FKUB Mimika terus aktif menebarkan semangat toleransi hingga ke pelosok dan distrik. Kali ini kegiatan sosialisasi tersebut dilakukan di Aula Kantor Distrik Kwamki Narama, Mimika-Papua Tengah, Senin (14/4).
Kegiatan sosialisasi tersebut mengusung tema “Memperkokoh Persatuan dan Kesatuan Melalui Toleransi dan Moderasi Menuju Mimika Maju”, diikuti oleh puluhan tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama dan warga setempat.
Acara ini tidak hanya menjadi momentum refleksi akan pentingnya hidup rukun dalam keberagaman.
Kepala Distrik Kwamki Narama, Yulius Hagabal Niwilingame dalam sambutannya menegaskan pentingnya menjaga persatuan antar ras, suku, dan agama. Ia mengungkapkan rasa syukurnya atas kondisi masyarakat di Kwamki Narama yang hidup harmonis di tengah kemajemukan.
“Kwamki Narama adalah distrik yang sangat majemuk, dihuni oleh masyarakat dari berbagai suku. Ini bukti bahwa persatuan dan toleransi telah tumbuh dan subur di sini. Terima kasih kepada FKUB yang hadir memberikan sosialisasi sampai ke wilayah kami, ini adalah langkah nyata mendukung Mimika yang maju,” ucap Yulius.
Ketua FKUB Mimika, Jeffrey C. Hutagalung, M.Phill menegaskan bahwa pemerintah memberi amanat kepada FKUB untuk mendorong dan menumbuhkan nilai toleransi, moderasi, serta harmonisasi di tengah masyarakat.
Menurutnya, sikap saling menghargai dalam perbedaan adalah bagian penting dalam bela negara dan upaya menjaga kebersamaan sebagai satu bangsa.
“Sebagai warga negara dalam bangsa yang besar dan majemuk, kita harus saling menerima perbedaan suku dan agama. Inilah tujuan hadirnya FKUB, menjadi jembatan penguat toleransi dan kerukunan di tengah masyarakat,” ujarnya.
Dalam sosialisasi ini, Jeffrey juga menekankan pentingnya Sembilan Kata Kunci Moderasi Beragama yang wajib dipahami dan dipegang oleh seluruh elemen masyarakat, yaitu Kemanusiaan, Kemaslahatan Umum, Adil, Berimbang, Taat Konstitusi, Komitmen Kebangsaan, Toleransi, Anti Kekerasan, dan Penghormatan kepada Tradisi.
“Kesembilan prinsip ini adalah fondasi agar masyarakat hidup harmonis dalam kebhinekaan. Kami memulainya dari Kwamki Narama, karena distrik ini telah menunjukkan nilai-nilai toleransi yang kuat di tengah perbedaan,” tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama Kasdim 1710/Mimika, Mayor Inf. Abdul Munir juga mengingatkan bahwa Indonesia sebagai negara yang multikultural hanya bisa bertahan dalam persatuan jika rakyatnya menguatkan toleransi.
Ia mengibaratkan Kwamki Narama sebagai rumah dengan tiang, dinding, dan atap yang harus kokoh.
“Tiangnya adalah nilai-nilai kebangsaan, dindingnya adalah toleransi, dan atapnya adalah kesatuan. Jika salah satu bagian patah, maka rumah itu akan roboh. Semua elemen harus saling menguatkan supaya tetap berdiri kokoh,” ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Kesbangpol Mimika, Alfasiah juga mengingatkan bahwa wawasan kebangsaan adalah cara pandang yang mengutamakan persatuan dan cinta tanah air, selaras dengan Undang-undang dan Pancasila.
Ia menegaskan bahwa kesejahteraan hanya bisa terwujud jika pemerintah dan masyarakat berjalan seiring.
“Pemerintah bisa berupaya keras, tapi tanpa dukungan dari masyarakat, hasilnya tidak akan maksimal. Jadi, mari kita rawat kebersamaan dan saling menghargai, agar semua cita-cita pembangunan bisa tercapai,” pungkasnya.
Melalui sosialisasi ini, FKUB Mimika berharap nilai toleransi, moderasi, dan persatuan bisa terus tumbuh di setiap lini kehidupan masyarakat dengan menjadikan Mimika sebagai rumah besar yang damai, maju, dan penuh kebersamaan. (via)
Jumlah Pengunjung: 9