NEGOSIASI – Kapores Nabire AKBP Samuel D. Tatiratu, S.I.K., saat melakukan negosiasi dengan koodinator aksi massa di titik kumpul Pasar Karang, Nabire, pada Senin (7/4/2025) (FOTO: ISTIMEWA/TIMEX)
NABIRE, TIMIKAEXPRESS.id – Aksi massa yang menamakan diri Solidaritas Pelajar West Papua (SPWP) dibubarkan paksa oleh personel gabungan Polres Nabire lantaran menolak PT Freeport Indonesia (PTFI).
Massa yang bergerak dari berbagai penjuru Kota Nabire dan sekitarnya pada Senin (7/4/2025) akhienya dibubarkan lantaran dalam aksinya tidak mengantogi izin resmi dari pihak kepolisian setempat.
Dari aksi massa tolak Freepot ini, empat orang pendemo yang melakukan aksi di Jalan Jakarta, Karang Mulia, Nabire sempat diamankan polisi, sebelum akhirnya dibebaskan.
Empat orang pendemo itu diamankan lantaran melakukan perlawanan terhadap aparat keamanan disela-sela pembubaran aksi massa.
Empat orang pendemo yang ditangkap, masing-masing berinisial ST, NM, MW dan YM.
Sementara titik aksi di Pasar Karang yang dimotori SPWP juga tidak mendapatkan izin melakukan long march oleh aparat keamanan setempat.
Massa SPWP pun memilih menggelar mimbar bebas di Pasar Karang, Nabire dengan pengawalan dan pengamanan ketat aparat gabungan TNI-Polri, serta Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).
Sama halnya massa dengan titik kumpul di Wadio, tepatnya di perempatan lampu merah depan Hotel Adamant, juga tidak diijinkan melakukan long march, dan pada akhirnya massa membubarkan diri.
Adapun Agustinus S selaku Kordinator Lapangan (Korlap) aksi massa di Wadio, mengaku konsentrasi massa di wilayah tersebut dibubarkan aparat keamanan lantaran aksi tersebut tidak ada ijin dari pihak berwenang.
Sama halnya massa yang semula berkumpul di Sriwini, Nabire juga dibubarkan oleh aparat keamanan setempat secara persuasif.
Sementara Kapolres Nabire, AKBP Samuel D. Tatiratu, S.I.K., mengatakan aksi massa tolak Freeport dibubarkan lantaran tidak mengantongi izin.
Selain itu, pihaknya melarang massa melakukan long march ke Kantor DPR Provinsi Papua Tengah agar tidak mengganggu aktivitas masyarakat dan tidak menyebabkan kemacetan arus lalu lintas.
Kapolres Nabire melalui negosiasi justru memberi alternatif untuk menghindari kemacetan di jalan, yaitu massa menggunakan kendaraan umum, namun usulan tersebut tidak diterima dan massa pun dibubarkan secara tertib, aman dan terkendali.
Antisipasi Aksi KNPB di Mimika
Sementara itu, jajaran Polres Mimika pun menyiagakan puluhan personel untuk mengantisipasi aksi demo dari Komite Nasional Papua Barat (KNPB) terkait rencana penutupan PT Freeport Indonesia (PTFI), yang bertepatan dengan hari jadi ke-58 PTFI, Senin (7/5/2025).

Kabag Ops Polres Mimika, AKP Alfredo Korwa, mengatakan sebanyak 70 personel disiagakan di tiga lokasi, yaitu Eme Neme Yauware, Cafe Amungme Gold dan sekitaran PT Petrosea.
“Kami antisipasi karena mereka (KNPB) tidak memiliki izin, sehingga belum dapat dipastikan apakah mereka mahasiswa atau masyarakat umum. Yang jelas ketika ada aksi, pasti kita berikan imbauan secara persuasif dan bubarkan massa yang menggelar aksi,” tegasnya.
AKP Alfredo Korwa menyebut, selain siaga di beberapa titik, personel yang dikerahka juga melakukan patroli guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.
“Kita sudah antisipasi rencana aksi demo ini sejak tiga hari lalu, dengan melakukan koordinasi bersama satuan samping dan instansi terkait, yaitu Satbrimob Yon B Pelopor Polda Papua,” tandasnya. (via)
Jumlah Pengunjung: 31